Teriakan-teriakan bebas lepas berkumandang di salah satu lapangan futsal yang terletak di kawasan Jatibening itu. Sosok-sosok kanak-kanak sampai remaja pemilik suara-suara nyaring tersebut sudah bersimbah keringat namun seolah tak kenal lelah bergerak  kesana-kemari.  Wajah-wajah yang ceria penuh semangat saat mengejar-ngejar bola futsal atau melompat berjuang menggapai  shuttlecock dengan raket di tangan atau euforia saat menanti tongkat estafet dari kakak-kakak kelas yang jadi pelari pendahulu saat lomba lari estafet kelas campuran digelar adalah pemandangan yang sangat menyegarkan di momen  Homeschooling Persada Sports Day (HOPES Day) pertama pada Rabu (13/9) pagi lalu.
Semua  homeschooler sangat antusias menyambut lahirnya tradisi edukatif baru dalam kalender akademik Homeschooling Persada, Jatibening Baru, Bekasi; tersebut. Sesuatu yang sebenarnya di luar dugaan Tim Guru PKBM 'Tamansari Persada', tepatnya sebuah kejutan yang sangat menggembirakan.Â
Di tengah maraknya pemberitaan seputar penurunan kepedulian sosial dan pengkerdilan potensi komunikasi antar manusia akibat dominasi penggunaan  gadget dalam kehidupan sehari-hari, menyaksikan para  homeschooler bekerjasama dengan teman-teman seregu menggocek bola dan berusaha menjebol gawang teman-teman dari regu lain sukses menjadi sebuah oase yang melegakan hati.
Begitu pula ketika mereka berusaha semampunya menirukan gerakan-gerakan Senam Maumere yang diperagakan oleh guru-guru mereka di depan barisan atau sewaktu bercakap-cakap dengan pasangan main bulutangkis mereka seputar bagaimana merespon bola bulu ayam yang dipukul lawan agar mendapat poin. Menang atau kalah bukanlah isu utama bagi mereka karena yang terpenting adalah belajar bersikap sportif dan lapang dada serta menerima aturan-aturan permainan sesuai kesepakatan bersama.
Seru sekali, kan? Yang jelas tidak kalah mengasyikkan dan lebih nyata dalam mengasah potensi bersosialisasi mereka dibandingkan dengan  gameonline manapun. Buktinya setelah peluit ditiup atau pemenang tiap babak telah ditetapkan, mereka kembali bermain futsal atau bulutangkis di sudut-sudut lain lapangan.
Kemanjaan atau benturan fisik yang bisa memicu konflik pun sempat terjadi, namun kakak kelas atau guru pembimbing akan mengarahkan agar anak didik/adik kelas yang terlibat bisa memahami hal yang boleh maupun tidak boleh dilakukan serta diberikan dorongan persuasif untuk saling memaafkan. Lalu permainan pun kembali berlanjut ...
HOPES Day pertama itu ditutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang dan penghargaan istimewa  HOPES Day Awards bagi para  homeschooler yang dinilai Tim Guru memenuhi kriteria peserta terdisiplin, terkooperatif, dan teramah. Bagaimana pun pemenang sejati dalam kehidupan adalah mereka yang memiliki karakter unggulan.
(Ikuti aktifitas seru para homeschooler lintas jenjang lainnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/ )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H