Kemping di alam terbuka biasanya tak bisa lepas dari kegiatan menyalakan api unggun dan beraktifitas seni sembari duduk-duduk melingkarinya menikmati perjalanan malam sebelum saat tidur tiba. Pada momen serupa di agenda Jelajah Persada beberapa waktu (29/10) lalu, para  homeschooler jenjang SMA Homeschooling Persada juga selama belasan menit sempat menikmati kehangatan nyala api unggun di zona perkemahan Natural Hill, Cisarua --Kabupaten Bandung Barat. Api unggun yang dinyalakan dengan bantuan petugas perkemahan itu memang tak berkobar sampai pagi karena keterbatasan stok kayu bakar.
Namun meski hanya tersisa bara yang meletup dan nyala-padam karena hembusan angin dingin yang lewat, para  homeschooler toh tetap merasakan keseruan malam itu karena guru-guru pembimbing mereka memberikan tantangan untuk dihadapi. Yupz, setiap kelompok harus berkolaborasi untuk membuat rancangan busana dengan bahan dasar koran bekas! Tak hanya itu, mereka pun harus mendandani salah seorang anggota kelompok untuk memperagakannya di depan semua kelompok. Urusan uji kreatifitas juga dilakukan dengan adu yel-yel antar kelompok yang nantinya akan dilakukan sebelum para 'model' tampil membawakan busana koran bekas karya kelompoknya.
Para guru mengarahkan mereka untuk membentuk dua kelompok yang saling berhadapan, membuat jarak untuk menciptakan ruang dengan pembatas dua utas tali raffia, dan ... olala ...  catwalk terbuka beralaskan hamparan rumput pun membentang di bawah langit malam. Perwakilan setiap kelompok berhompipa-ria untuk menentukan urutan tampil dan setelah itu pertunjukanpun dimulai dengan adu yel-yel. Mereka mencomot  jingle iklan, merangkai slogan, atau mencuplik potongan lagu ... yah, apa saja yang melintas di kepala mereka, untuk dirombak menjadi yel-yel singkat. Ada aplaus, cemoohan jenaka, dan teriakan menyemangati hingar bingar memecah malam.
Kehebohan bertambah saat para model dari tiap kelompok berjalan dengan gaya masing-masing memperagakan busana koran bekas rancangan mereka. Ada yang malu-malu, ada yang atraktif meniru tari perang Suku Dayak sebisanya, ada yang kerepotan karena pernik busananya copot di sana-sini akibat tempelan selotip yang kurang kuat .... Sejuta rasa deh pokoknya !
Sementara itu onggokan bara api unggun yang tersisa masih kelap-kelip di bawah hembusan angin dan berangsur meredup. Dia akan segera padam namun hangatnya kebersamaan berkreasi dan rasa persahabatan dengan teman-teman mungkin akan terus menyala menjadi bagian yang tak terlupakan dalam diri para  homeschooler.Saat mereka beranjak dewasa, sepotong kenangan tentang malam api unggun itu mungkin akan menjadi pembangkit semangat ketika mereka harus menjalani tahap-tahap kehidupan yang butuh stamina ekstra. Bisa jadi kreatifitas mereka pun akan tersulut untuk melahirkan pencapaian-pencapaian baru dimana pun mereka berkiprah.
(Ikuti aktifitas seru para homeschooler lintas jenjang lainnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/ )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI