Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kertas, Bola Pilates, dan Edukasi Dini Anak

4 Maret 2016   20:19 Diperbarui: 4 Maret 2016   20:30 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bermain adalah media pendidikan anak usia dini (dok RBP)"][/caption]

Pagi itu (3/3) Fio, Fatimah, dan Hilman yang berusia rata-rata empat tahunan nampak asyik menuangkan air dari satu teko (jug) plastik ke teko lainnya bersama guru mereka. Tentu saja anak-anak didik Kelas PAUD di PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi , tersebut bukan sekedar bermain air biasa,”Aktifitas itu ditujukan untuk melatih kemampuan motorik siswa dalam menuang, memperkenalkan kata ‘tuang’, dan memberi pengantar pemahaman konsep ‘lebih banyak dan lebih sedikit’ pada anak didik.” Papar Novie Jayanti Normasari, SPd.I., salah seorang guru pembimbing PAUD.

Frederich Wilhelm Froebel (1782 – 1852) asal Jerman yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dunia memandang upaya mendidik anak hendaknya dikaitkan dengan hubungan antara individu, Tuhan, dan alam dimana metode pendidikan yang digunakan adalah bermain a).  Di mata Froebel, bermain merupakan media simulasi bagi anak-anak untuk ‘meniru’ berbagai hal yang dilakukan oleh orang dewasa dalam keseharian hidup mereka.

Kurikulum PAUD yang digagas Froebel memiliki tiga alur utama dalam proses edukasi anak usia dini, yaitu seni dan keahlian kontruksi (bimbingan melalui membuat bentuk dengan lilin dan tanah liat, menyusun balok kayu, menggunting-melipat kertas, menganyam, meronce menggunakan benang, menggambar, menyulam), menyanyi dan aktifitas permainan, serta pengenalan bahasa dan aritmatika.

[caption caption="Bahasa dan berhitung dipelajari dalam keceriaan bermain (Dok RBP)"]

[/caption]

Hal itu pula yang coba diteladani para pembimbing Fio, Fatimah, dan Hilman saat mengarahkan para balita itu melatih kemampuan menyeimbangkan gerak dan mengeratkan kebersamaan dengan bermain menggunakan alat bantu bola-bola pilates yang  mereka lakukan sambil sesekali bernyanyi-nyanyi riang. Motorik dan pengenalan aritmatika adalah tujuan kegiatan meremas-remas kertas serta menghitung aneka benda yang ada di area ruang bermain. Lalu bersama pembimbing, mereka menempelkan potongan karton bertuliskan agenda kegiatan belajar hari itu di papan dan belajar membaca tulisan yang tertera di situ.

Kegiatan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan diharapkan dapat menumbuh-kembangkan potensi kodrati kedekatan anak-anak didik terhadap Sang Pencipta yang kelak akan menjadi penentu level kebahagiaan mereka di masa depan.

Satu  hal yang pasti, sebagaimana diwanti-wanti oleh Froebel, bahwa tanpa program yang sistematis penyelenggaraan PAUD berpotensi salah arah dan membahayakan tumbuh-kembang anak didik secara keseluruhan. Para guru pembimbing PAUD dituntut memiliki kapabilitas memadai sebagai manajer kelas yang bertanggung jawab dalam merencanakan, mengorganisir, memotivasi, membimbing, mengawasi, dan mengevaluasi proses belajar-mengajar yang dilakukan serta hasil belajar anak didik.

 

 Referensi

a) http://mulyoprayetno.blogspot.co.id/2012/02/landasan-filosofis-pendidikan-anak-usia.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun