Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hebohnya Berwirausaha di 'Market Day' RBP

21 Desember 2015   11:06 Diperbarui: 21 Desember 2015   13:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pameran Pendidikan yang kreatif dan penuh semangat hijau (dok RBP)"][/caption]Suasana Kampus Rumah Belajar Persada (RBP) pada Sabtu pagi (19/12) lalu terihat ramai dipenuhi para homeschooler jenjang SMP-SMA yang datang bersama orangtua atau wali mereka untuk menghadiri acara rutin akhir semester Parents Meeting (PM). Bukan hanya mengagendakan pembagian buku laporan pendidikan alias rapot, PM juga mengusung tradisi tahunan Market Day (MD), sebuah ajang unjuk diri para homeschooler berbekal berbagai life skills yang telah diajarkan dengan sangat terstruktur dan konsisten oleh Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’ yang menaungi Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening.

Setelah dibuka dengan acara sambutan, pembacaan doa, penampilan homeschooler SMA menyanyikan lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, paparan singkat serba-serba acara PM, dan pembacaan tatacara bertransaksi di area bazaar; hadirin pun dipersilahkan menuju lantai berikutnya. Begitulah semua orangtua/wali para homeschooler bersama founder RBP Revita Tantri, Ketua PKBM Wina Yunitasari, dan para tamu dari Dinas Pendidikan Bekasi serta Forum PKBM Bekasi pun segera mengayun langkah ke tempat yang ditunjukkan.

Pameran Pendidikan yang pekat aroma kreativitasnya digelar di lantai dua Kampus RBP. Proses daur ulang benda-benda yang biasanya diklasifikasikan sebagai sampah menjadi barang-barang bermanfaat yang punya nilai jual dan semangat go green merupakan benang merah penghubung antar stan pameran yang mulai penyediaan materi pajangan sampai dekorasinya dominan dikerjakan sendiri oleh para homeschooler dengan pendampingan guru-guru mereka. Penanaman bibit sayur mayur dengan menggunakan bekas botol air mineral, wadah produk pengharum cucian, dan sejenisnya sebagai pot dapat disaksikan di hampir semua stan.

[caption caption="Acara pembukaan yang efisien (dok RBP)"]

[/caption]Selain hasil karya, para homeschooler juga memperagakan cara membuat telur asin, mengubah kertas krep jadi bunga-bunga cantik lalu merangkainya, dan presentasi budaya hasil outing mereka ke Kampung Naga beberapa waktu lalu. Presentasi dengan tampilan layar infocus dilengkapi paparan oleh para homeschooler penjaga stan dan pajangan maket rumah khas kampung itu serta aneka produk kerajinan warganya.

Di lantai ketiga, aroma sedap aneka kuliner yang menggugah selera menyambut para pengunjung dan menggerakkan mereka menghampiri meja-meja kasir untuk membeli nota-nota yang berfungsi sebagai alat tukar di area bazaar. Nota itu dapat ditukar dengan sate buah, jagung susu keju, pecel pincuk, bakso, sandwich, asinan, atau berbagai produk hasta karya daur ulang barang bekas dan cinderamata khas Kampung Naga. Kehangatan kekeluargaan berpadu dengan keceriaan semarak anak-anak dari semua jenjang pendidikan yang menikmati betul proses pengenalan nilai kewirausahaan dan kerja sama menghadirkan sebuah karya. Lantai tiga yang disulap menjadi semacam foodcourt plus pasar mini terasa begitu semarak dan meriah.

[caption caption="Suasana bazar nan heboh menghangatkan hati (dok RBP)"]

[/caption]Segenap kerepotan yang dijalani para homeschooler sejak jauh-jauh hari itu diharapkan akan memberi pengalaman yang terekam oleh segenap panca indra mereka dan mengkristal sebagai bagian dari life skills yang kelak akan sangat berguna dalam membangun masa depan yang kokoh dalam keseimbangan antara kesejahteraan lahir dengan ketentraman batin.

Atau dalam jangka pendek sebagaimana dibeberkan oleh Wina,”Tujuan penyelenggaraan rutin MD setiap tahun adalah agar para siswa bisa belajar berwirausaha, bekerjasama, dan memahami ekonomi pasar sebagai bagian dari life skill Kewirausahaan selain itu mereka diharapkan akan lebih menghargai nilai berjuang untuk mendapatkan sesuatu dengan cara bekerja dan usaha lainnya.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun