Setelah berlumpur-ria saat nandur di sawah, kini Program Poelang Kampung di Cinangneng- Bogor berlanjut dengan acara mencuci kaki sembari memandikan kerbau di sungai. Mula-mula sih para homeschoolers HSKS Jatibening agak ragu mendekati binatang bertanduk yang tengah berendam itu, namun lama kelamaan karena sang kerbau cuek-cuek saja, mereka malah jadi asyik saling siram sebelum akhirnya kakak-kakak guru memberi instruksi untuk menyeberang dengan berpegangan pada seutas tambang yang terbentang menghubungkan dua tepian sungai. Break sebentar untuk makan siang dan shalat.
Berikutnya, ada topi-topi khas petani dari anyaman bilah bambu yang disebut caping dan tugas para homeschoolers adalah melukisinya secantik mungkin. Kelar melukis saatnya melatih kelenturan tubuh dengan belajar menarikan Tari Jaipong dibimbing seorang teteh penari yang sangat ramah. Anak perempuan mengenakan selendang yang disampirkan di bahu, sementara anak lelaki dipasangkan iket di sekeliling kepala. Lalu berbaris rapi di belakang Teteh Penari dan mengikuti gerakannya diiringi rancak gamelan yang sangat dinamis dari cd player. Setelah berterimakasih dengan mengucap hatur nuhun, perjalanan pun dilanjutkan.
Kali ini para homeschoolers diajari menganyam tangkai-tangkai daun singkong yang lentur untuk dibentuk menjadi wayang seperti yang biasa dimainkan oleh Pak Dalang. Selanjutnya urusan perut deh. Pertama, membuat minuman bandrek yang berbahan dasar jahe plus gula dan rasanya khas pedas-pedas manis dengan aroma yang khas. Pokoknya dijamin badan jadi hangat setelah meminumnya. Setelah mengucap hatur nuhun, para homeschoolers beralih ke lapak pembuatan kue bugis yang terbuat dari adonan tepung ketan plus santan kental yang setelah diuleni lalu diberi bola unti (campuran kelapa parut + gula merah yang dihaluskan, -pen.) lalu dibentuk bundar seperti baso, dibungkus daun pisang, dan dikukus. Setelah matang bisa dicicip, rasanya ....mmmm, yummmy!
Perjalanan berikutnya ke luar area Kampung Cinangneng mengunjungi pengrajin wayang golek di seberang gerbang. Nah, kalau tadi para homeschoolers membuat wayang mainan dari tangkai daun singkong, sekarang mereka bisa bertemu pengrajin wayang asli-nya yang membuat wayang menggunakan kayu. Sayang, Kakek Pengrajin rupanya sudah capek, jadi dia hanya memperlihatkan cara memainkan wayang Cepot buatannya. Setelah mengucapkan hatur nuhun, rombongan homeschoolers kembali ke kawasan kampung wisata untuk mencoba bermain gamelan Sunda.
Kunjungan ke Kampung Cinangneng ditutup dengan penyerahan awards bagi para homeschoolers dan kakak guru yang dinilai terdisiplin, teraktif, terkreatif, serta memenuhi sejumlah kriteria lain yang ditetapkan sesuai hasil polling. Mengenakan caping yang telah mereka lukisi sendiri, para homeschoolers pun berbaris rapi menuju bis. Hatur nuhun, sampai jumpa di outing berikutnya...I CAN DO IT !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H