Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kerbau Cuek dan Wayang Daun Singkong

17 September 2013   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:46 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berlumpur-ria saat nandur di sawah, kini Program Poelang Kampung di Cinangneng- Bogor berlanjut dengan acara mencuci kaki sembari memandikan kerbau di sungai. Mula-mula sih para homeschoolers HSKS Jatibening agak ragu mendekati binatang bertanduk yang tengah berendam itu, namun lama kelamaan karena sang kerbau cuek-cuek saja, mereka malah jadi asyik saling siram sebelum akhirnya kakak-kakak guru memberi instruksi untuk menyeberang dengan berpegangan pada seutas tambang yang terbentang menghubungkan dua tepian sungai. Break sebentar untuk makan siang dan shalat.

13794025611083535955
13794025611083535955

Berikutnya, ada topi-topi khas petani dari anyaman bilah bambu yang disebut caping dan tugas para homeschoolers adalah melukisinya secantik mungkin. Kelar melukis saatnya melatih kelenturan tubuh dengan belajar menarikan Tari Jaipong dibimbing seorang teteh penari yang sangat ramah. Anak perempuan mengenakan selendang yang disampirkan di bahu, sementara anak lelaki dipasangkan iket di sekeliling kepala. Lalu berbaris rapi di belakang Teteh Penari dan mengikuti gerakannya diiringi rancak gamelan yang sangat dinamis dari cd player. Setelah berterimakasih dengan mengucap hatur nuhun, perjalanan pun dilanjutkan.

13794027151069435528
13794027151069435528

Kali ini para homeschoolers diajari menganyam tangkai-tangkai daun singkong yang lentur untuk dibentuk menjadi wayang seperti yang biasa dimainkan oleh Pak Dalang. Selanjutnya urusan perut deh. Pertama, membuat minuman bandrek yang berbahan dasar jahe plus gula dan rasanya khas pedas-pedas manis dengan aroma yang khas. Pokoknya dijamin badan jadi hangat setelah meminumnya. Setelah mengucap hatur nuhun, para homeschoolers beralih ke lapak pembuatan kue bugis yang terbuat dari adonan tepung ketan plus santan kental yang setelah diuleni lalu diberi bola unti (campuran kelapa parut + gula merah yang dihaluskan, -pen.) lalu dibentuk bundar seperti baso, dibungkus daun pisang, dan dikukus. Setelah matang bisa dicicip, rasanya ....mmmm, yummmy!

13794028881162470967
13794028881162470967

Perjalanan berikutnya ke luar area Kampung Cinangneng mengunjungi pengrajin wayang golek di seberang gerbang. Nah, kalau tadi para homeschoolers membuat wayang mainan dari tangkai daun singkong, sekarang mereka bisa bertemu pengrajin wayang asli-nya yang membuat wayang menggunakan kayu. Sayang, Kakek Pengrajin rupanya sudah capek, jadi dia hanya memperlihatkan cara memainkan wayang Cepot buatannya. Setelah mengucapkan hatur nuhun, rombongan homeschoolers kembali ke kawasan kampung wisata untuk mencoba bermain gamelan Sunda.

Kunjungan ke Kampung Cinangneng ditutup dengan penyerahan awards bagi para homeschoolers dan kakak guru yang dinilai terdisiplin, teraktif, terkreatif, serta memenuhi sejumlah kriteria lain yang ditetapkan sesuai hasil polling. Mengenakan caping yang telah mereka lukisi sendiri, para homeschoolers pun berbaris rapi menuju bis. Hatur nuhun, sampai jumpa di outing berikutnya...I CAN DO IT !

1379403000730007072
1379403000730007072

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun