[caption id="attachment_244897" align="aligncenter" width="505" caption="Peragaan busana super funky....(dok WS)"][/caption]
Setelah survive dari dingin dan basah kuyup akibat hujan deras yang melanda area perkemahan di kawasan hutan wisata Gunung Pancar dengan perut kenyang hati senang seusai makan malam bersama di aula, para homeschoolers pun diarahkan kakak-kakak guru untuk menyelenggarakan peragaan busana alias fashion show. Layaknya sebuah ajang peragaan busana, tentu saja bakal ada perancang, peragawan/peragawati, dan koleksi baju-baju yang bakal ditampilkan di depan hadirin.
Para homeschoolers yang telah dibagi dalam 10 kelompok akan memilih salah seorang di antara anggota kelompok masing-masing untuk menjadi peragawan/peragawati dan selebihnya akan bertindak sebagai tim perancang yang membuatkan baju super duper istimewa baginya. Istimewa? Bangetttt, karena modalnya hanya gunting, selotip, dan ....kertas koran. Plus waktu pembuatan yang cuma 20 menitan (tambah dikit saat para perancang protes beramai-ramai ketika kakak guru memberi aba-aba deadline ^___^).
Dengung meriah percakapan bercampur tawa geli memenuhi udara aula yang hampir keseluruhan bangunannya terbuat dari kayu itu. Semua kelompok antusias mendandani habis-habisan model masing-masing. Rumbai-rumbai kertas nampaknya menjadi aksesoris favorit para perancang dadakan itu, dalam berbagai ukuran dan bentuk menghiasi ujung kaki sampai kepala para model. Mereka juga harus pandai-pandai meletakkan selotip pada bagian-bagian yang tepat agar busana tak jadi ‘bubar jalan’ saat peraganya melangkah. Sementara sepatu-sepatu kertas ala kurcaci negeri dongeng menjadi alas kaki yang digemari malam itu.
[caption id="attachment_244901" align="aligncenter" width="498" caption="Para model dengan semangat 45-nya...(dok WS)"]
Usai peragaan busana koran yang begitu meriah, saatnya bersih-bersih berjamaah dan bedtime. Ternyata homeschooler guys bersikeras untuk balik ke tenda yang tadi kebanjiran untuk tidur, setelah perdebatan ringan akhirnya kakak-kakak guru mengijinkan juga. Sementara para cewek bobo manis di aula. Lewat tengah malam api unggun dinyalakan tapi cuma dipelototi doang dari kejauhan karena mereka yang masih setengah mengantuk langsung dipandu para kakak guru untuk melakukan jurit malam di kawasan hutan pinus yang lumayan gelap plus licin bekas tersiram hujan deras tadi sore. So kepeleset dan belepotan tanah mah jamak,kan? Hehe...namanya juga kemping!
Setelah tugas-tugas kelompok diselesaikan dan membersihkan diri, kakak guru mempersilahkan mereka untuk melanjutkan tidur. Esok paginya senam bareng, sarapan nasi uduk spesial, dan berendam di pemandian air panas yang tak seberapa jauh dari lokasi perkemahan menjadi penutup sebelum balik ke home sweet home. Sehat-bahagia selalu, bro n sist, sampai jumpa di Camp berikutnya, yaa....I can do it !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H