Tidak banyak tokoh Sejarawan Indonesia yang konsisten dan fokus mengkaji sejarah bahari. Satu tokoh yang lekat dengan kajian sejarah bahari yaitu Prof. Dr. Susanto Zuhdi yang genap 65 tahun usianya pada 4 April 2018.Â
Perayaan ulang tahun tokoh sejarawan bahari inilah yang dikemas menarik dengan kegiatan Peluncuran dan Diskusi Buku "Sejarah Buton yang terabaikan: Labu Rope Labu Wana". Â Kegiatan ini diselenggarakan oleh Laboratorium Sejarah Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia.
Auditorium Gd. 1 di FIB Universitas Indonesia tempat dilaksanakannya acara tersebut penuh dengan peserta, baik mahasiswa, dosen dan juga tokoh nasional seperti Prof. Taufik Abdullah, Prof. Edi Sedyawati dan juga Dr. Fadli Zon. Prof. Taufik Abdullah merupakan Ko Promotor Prof. Dr. Susanto Zuhdi, sedangkan Prof. Edi Sedyawati salah satu Penguji pada saat ujian promosi doktoral Prof. Dr. Susanto Zuhdi pada tahun 1999, dengan judul Labu Rope Labu Wana. Sedangkan Dr. Fadli Zon yang saat ini merupakan salah satu pimpinan DPR adalah salah satu mahasiswa doktoral bimbingan Prof. Dr. Susanto Zuhdi.
Beberapa tokoh lain yang hadir di acara ini yaitu tokoh dari tanah Buton, diantaranya Dr. Tasripin Tahara yang merupakan dosen Departemen Antropologi Universitas Hasanuddin, yang saat ini menjadi salah seorang tim Pansel KPU Provinsi Sulawesi Selatan. Nampak juga penulis dan tokoh bloger Indonesia Yusran Darmawan yang turut hadir, dan bahkan kehadirannya di acara ini telah dituliskan dalam websitenya yang dapat dibaca di link ini
Dalam orasi ilmiahnya Prof. Dr. Susanto Zuhdi memaparkan tiga dekade arungi sejarah bahari yang telah beliau mulai sejak menjadi mahasiswa sejarah di Universitas Indonesia. Salah satu pencapaiannya yaitu sumbangsih beliau pada penulisan sejarah bahari Indonesia bagian timur, khususnya Buton. Hasil penelitiannya mengenai Buton ini yang kemudian menjadi disertasi sekaligus menjadikan beliau sebagai pakar sejarah Buton.Â
Penelitian beliau tentang Buton inilah yang menempatkan Buton dalam perspektif sejarah yang lebih proposional. Sebagaimana kesimpulannya dalam orasi ilmiahnya bahwa struktur pengalaman yang melekat pada orang Buton, dipahami dengan kebudayaannya, membentuk kesadaran akan ruang sejarah, tidak hanya berdimensi temporal tetapi juga ingatan akan ruang kehidupan.
Sesi selanjutnya, tiga narasumber yaitu Tommy Christomy, Ph.D, Dedi S. Adhuri, Ph.D, dan  Kasjianto, M.Hum yang dimoderatori oleh Dr. Saraswati Dewi, memaparkan pendapatnya mengenai karya bukunya Prof. Dr. Susanto Zuhdi.  Salah satu hal yang mengemuka dalam sesi ini yaitu, pentingnya penulisan sejarah bahari Indonesia dan upaya yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Susanto Zuhdi harus memotivasi kita untuk melakukan kajian yang lebih mendalam terkait sejarah bahari Indonesia.
Mari kita pelajari sejarah bahari Indonesia "Jalasveva Jayamahe" di lautan kita Jaya!
Selamat ulang tahun Prof. Dr. Susanto Zuhdi, sehat selalu dan terus berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H