Mohon tunggu...
Risky Prihatna
Risky Prihatna Mohon Tunggu... -

a simply simple guy lives in Bogor, Indonesia. tech nerd and a culinary enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kena Sial Layanan Telkom

12 Februari 2016   10:49 Diperbarui: 7 Juni 2016   14:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertahun-tahun kerja di bidang IT, saya kerap kali tidak merekomendasikan berlangganan layanan internet dari PT. Telkom kepada banyak teman-teman dan saudara-saudara saya. Masih ingat dengan layanan Speedy dari Telkom? banyak komplain tentang byar-pet nya jaringan, lemot penanganan komplain pelanggan, tagihan yang tiba-tiba membengkak, dan lain-lain. Monggo di googling "Komplain Pelanggan Speedy"

Dan sial & bodohnya... Saya termakan rekomendasi teman tentang layanan internet dan TV Berbayar Telkom Indihome dengan program unggulannya TV On Demand, unlimited kuota access, speed cepat sesuai promo jualannya dan iuran bulanan yang lebih murah (katanya). Seperti yang kita ketahui bersama, telkom dengan kebijakan terbarunya.... hadeeeuh....

Agustus 2015, saya mulai berlangganan. Janji manis dan feature program dijelaskan. Satu minggu, dua minggu berjalan seolah gak ada masalah... sepertinya begitu. Layanan TV berbayarnya oke, channel lumayan banyak, ada HBO dan BIEN 1, 2, 3... internet speednya malah dapet sampai hampir 20Mbps... got nothing to complain lah. Tapi tunggu dulu, ternyata kami menyadari bahwa semenjak kami berlangganan Telkom Indihome ini, telpon rumah kami tak lagi berdering sesering seperti biasanya. Karena istri suka bikin kue dan lumayan banyak teman-temannya yang berlangganan kue dari dia. Rupanya teman-teman pelanggannya mencoba telpon ke nomer rumah kami di (021) 82425***, "nada nya terdengar tersambung memanggil tetapi telpon gak pernah diangkat," begitu keluhan teman istri. Jawaban istri dan pembantu di rumah, "Tidak ada suara telpon berdering." Semenjak itu, telpon kadang berfungsi, kadang tidak sama sekali. Hari ini ketika saya menulis keluhan ini, telpon di rumah gak berfungsi lagi.

Kami mulai menyadari dan kesal dengan gangguan ini yang akhirnya pada tanggal 4 Desember 2015, untuk pertama kalinya saya membuat pengaduan melalui 147. Keluhan ditanggapi dengan kedatangan teknisi dari telkom setelah 3 - 4 hari dari tanggal pengaduan. Dikatakan gangguannya disebabkan belum dimigrasinya koneksi telepon lama ke koneksi yang baru (dengan kabel serat optik). Sudah tiga bulan, pak? Baru nyadar? Gangguan belum berhenti sampai di situ. Sampai dengan sekarang, bukan cuma koneksi telpon yang sering gak fungsi, koneksi internet dan tv berbayarnya pun byar-pet alias hidup-mati hampir setiap hari (Khususnya antara jam 6:00 pagi s/d 14:00 siang. Seperti terjadwal). Karena sudah Triple Play, mati satu ya mati semua. Sekarang sudah bulan Februari 2016. Saya bahkan sudah lupa berapa kali menelpon 147, mentweet @TelkomCare dan berkirim email ke customercare@telkom.co.id.  Jangan kan didatangi teknisi, ditelpon balik atau email dibalas aja NGGGAK!!! Sementara tagihan bulanan harus dibayar terus, laba bersih telkom hingga 11,55 trilliun sampai dengan September 2015 dari bisnis telekomunikasinya, tapi pelayanan nya kepada pelanggan buruk banget. Seperti gak lagi punya rasa malu dengan para pelanggannya. Dan saya memang sedang sial kemakan janji manis telkom. Saya mengajak orang-orang yang kerja di telkom untuk bertaubat bareng, yuk...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun