Dua hari mendatang kita akan melaksanakan Pemilu Presiden 2014 yang akan menghasilkan siapa Pemimpin bangsa ini untuk 5 tahun kedepan. Pilpres 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli nanti hanya diikuti oleh Dua Pasang Capres-Cawapres yaituPasangan Prabowo-Hattadan Jokowi-JK.
Dan kebetulan penulis merasa tertarik untuk mencoba memprediksi Hasil dari Pilpres nanti.Langkah ini juga dimaksud untuk melakukan test-uji hasil dari Hasil Survey beberapa Lembaga Survey yang sudah merelease hasil surveynya dan dikaitkan dengan sebuah Teori yang saya simpulkan berdasarkan beberapa hasil pilkada sebelumnya. Teori ini saya namakan Teori Proporsi Pemilih yang sebenarnya terinspirasi oleh metode sampling dari Quick Count yang sudah dipakai berbagai lembaga Survey.
Teori Proporsi Pemilih.
Teori Proporsi Pemilih ini sebenarnya menurut keyakinan saya akan efektif bila digunakan untuk beberapa Pilkada ataupun Pilpres yang diikuti oleh 3-5 Konstentan dimana ada ketentuan dari Pilkada/Pilpres tersebut harus menghasilkan Pemenang dengan raihan suara 50%+1.
Studi kasusnya kurang lebih, Bila suatu Pilpres diikuti oleh 5 Peserta dimana hasilnya kurang lebih ; Ahmad meraih 39%, Budi meraih 11%, Cipta meraih 13%, Donny meraih 25% dan Eddy meraih 12%, maka Seharusnya Tidak perlu lagi diadakan Putaran Kedua lagi karena hanya akan membuang Waktu dan Biaya.
Bila Pilpres seperti itu dengan Hasil Putaran Pertama menghasilkan pemenang pertama Ahmad dengan suara 39% disusul Dony dengan hasil 25%, maka bila Putaran Kedua dilakukan hasilnya tidak akan jauh meleset dari hasil : Ahmad meraih 60% sedangkan Donny meraih 40%. Toleransi kesalahan sekitar 2%.
Mengapa demikian karena, jumlah suara kedua peserta yaitu Ahmad dan Donny pada Putaran Pertama sebenarnya sudah mencapai 64%dari suara pemilih yang ada. Sehingga dengan perbandingan kekuatan 39 : 25 pada total angka 64% , maka perbandingan kedua peserta pada total angka 100% akan menjadi 60,9% : 39,1%. Inilah maksud saya sebagai Teori Proporsi Pemilih yang bila dibandingkan dengan Metode Sampling dari Quick Count maupun Survey Elektabilitas akan positif berbanding lurus.
Teori ini mengabaikan berapapun jumlah asumsi angka Golput dengan alasan metodologi sampling sudah dipenuhinya angka toleransi diatas 50 persendari jumlah pemilih.Dan teori ini sudah saya ujicobakan pada Pemilu Gubernur DKI 2012 dengan hasilnya 95% sesuai.
Hasil Survey Beberapa Lembaga Survey Sebulan Terakhir.
Mungkin kita sepakat bahwa Lembaga-lembaga Survey yang ada saat ini sangatlah banyak. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak semua Lembaga Survey bekerja dengan aktualitas yang ada. Sebagian dari mereka merelease Hasil Survey hanya berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.
Sangat sulit menentukan Lembaga Survey yang mampu member informasi yang actual sesuai dengan fakta di lapangan sehingga secara pribadi saya mencoba memilihbeberapa lembaga saja yang saya yakin masih memiliki Akuntabilitas dan Kredibilitas. Dan lembaga-lembaga tersebut adalah : LSI [Lingkaran Survey Indonesia], Balitbang Kompas, Indo Barometer, Populis Center dan Roy Morgan Research.
Dan berikut hasil Survey dari ke 5 Lembaga Survey tersebut :
Perhitungannya Kemudian.
Dan setelah angka-angka tersebut dikonversikan menjadi angka utuh 100 persen, makaangka-angka pada table menjadi berubah seperti berikut :
Dan kembali ke prinsip dari prediksi ini dimana inputnya adalah Hasil Survey Elektabilitas dari 5 Lembaga Survey dan disempurnakan/ dibulatkan melalui Teori Proporsi Pemilih, maka saya memprediksi Hasil Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 akan menghasilkan angka yang mendekati hasil salah satu survey lembaga-lembaga tersebut.
-Hasil perolehan Jokowi-JK yang tertinggi sesuai dengan SurveyPopulis Center adalah 56,28% dan terendah seperti yang ada pada survey Indo Barometer adalah 51,92%.
-Sedangkan untuk Prabowo-Hatta perolehan tertinggi dicapai sesuai dengan survey Indo Barometer sebesar 48,08% sementara kemungkinan angka terendah sesuai surveyPopulis Center sebesar43,72%.
Akan tetapi kalau mau dihitung lebih sederhana lagi, saya hitung berdasarkan Rata-rata hasil Survey ke 5 Lembaga Survey tersebut ternyata menghasilkan angka 53,69% untuk Jokowi-JK sedangkan untuk Prabowo-Hatta menghasilkan angka 46,31%.
Dan akhirnya kesimpulannya adalah perhitungan diatas ini hanyalah angka prediksi belaka. Tidak menjamin kebenaran fakta yang akan terjadi nanti pada tanggal 9 Juli 2014. Sekali lagi hanya prediksi dan tidak ada niatan sedikitpun untuk mempengaruhi para pemilih yang akan menyalurkan aspirasinya di TPS nanti.
Selamat Memilih dan Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H