Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi-Mahfud atau Jokowi-JK Tergantung pada Muhaimin Iskandar

11 April 2014   22:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 5 April, saya sempat mempublish sebuah tulisan tentang Prediksi Koalisi Partai Setelah tanggal 9 April.DAlam tulisan itu saya sempat memprediksi Koalisi antar Partai yang terbangun paska Pileg kemungkinannya terbagi dalam 3 Kelompok yaitu, Kelompok PDIP-PKB-Nasdem,Kelompok Golkar-Demokrat-PAN dan Kelompok Gerindra-PPP-Hanura-PKS. Dan ternyata dalam 2 hari terakhir ini yang santer terdengar memang kelompok pertama yang sudah bergerak sesuai dengan perkiraan saya.

Pada tanggal 9 April malam di Metro TV, Muhaimin Iskandar sudah mengatakan ke audience bahwa PKB lebih nyaman berkoalisi dengan PDIP atau paling tidak dengan Gerindra. Dan Muhaimin mengatakan sudah kapok berkoalisi dengan partai berplatform Islam. Inilah sinyal yang sudah diberikan oleh PKB.

Berikutnya, kemarin hari di berbagai media dikabarkan Jokowi sudah mengatakan akan berkomunikasi secara intensif dengan PKB dan Nasdem, dan pada hari ini Surya Paloh dari kubu Nasdem sudah memastikan ke public bahwa kemungkinan besar Nasdem akan mengusung Jusuf Kalla untuk dipasangkan kepada Capres Jokowi.

Sampai disini geliat politik yang ada sangat menarik sekali karena public dalam posisi menunggu apakah benar PDIP jadi berkoalisi dengan PKB dan Nasdem atau tidak. Dan sebenarnya yang terbaik bagi PDIP adalah segera memutuskan mereka akan berkoalisi dengan siapa saja agar mereka segera mempersiapkan langkah-langkah efektif menyongsong Pemilu Presiden bulan Juli mendatang.

Jokowi sebelumnya sudah berulang-ulang menegaskan bahwa PDIP akan berkoalisi tetapi bukan berkoalisi dengan gaya SBY. Jokowi mengatakan PDIP akan bekerja sama dengan 1-2 partai untuk membangun bangsa. Jadi seorang Jokowi tidak ingin menggunakan istilah Koalisi yang cenderung berkonotasi dengan berbagi kue kekuasaan.

Sampai dengan tadi siang yang terbaca adalah PDIP sudah membuka diri untuk bekerja sama baik dengan PKB maupun dengan Nasdem.Tetapi mungkin syarat dari PDIP adalah bekerja sama dengan baik dan bukan dalam bentuk koalisi yang hanya bertujuan berbagi kue kekuasaan.

Nasdem sebagai partai baru tentu sangat berharap bisa bekerja sama dengan PDIP karena diatas kertas PDIP dengan Jokowi akan bisa memenangkan Pilpres nanti. Nasdem sebagai partai baru tentu menginginkan berada dalam Pemerintahan agar dapat membawa misinya dengan slogannya selama ini yaitu Gerakan Perubahan. Dan Nasdem kelihatannya tidak mematok kue kekuasaan yang diinginkannya dari Pemerintahaan nanti yang akan terbentuk. Hingga demikian Nasdem terlihat sudah siap sekali berkoalisi dengan PDIP.

Tetapi hal yang berbeda terjadi pada PKB. Yang terlihat oleh penulis adalah, Meskipun Muhaimin Iskandar cukup nyaman dengan PDIP. Akan tetapi dalam internal PKB tentu banyak yang berbeda isi kepala dengan Muhaimin. Ada faksi yang juga ingin bekerja sama dengan PDIP, ada faksi internal yang meminta Muhaimin melakukan bargaining dengan PDIP agar mendapatkan jatah menteri yang cukup dan adapula faksi yang menginginkan PKB berkoalisi dengan partai lain di luar PDIP.

Muhaimin sendiri tadi siang sudah berbicara kepada Media dengan mengatakan sangat berterima kasih atas undangan partai-partai lain yang sangat menaruh minat untuk bekerja sama dengan PKB.Jelas disini maksudnya adalah dengan perolehan suara PKB yang diatas 9 persen sudah tentu PKB saat ini adalah Partai Menengah yang paling potensial untuk diajak berkoalisi dalam mengusung Capres yang akan bertarung di bulan Juli nanti.

PKB menjadi sangat seksi untuk siapapun. Penulis memperkirakan bahwa Golkar dan Gerindra sudah memberikan penawaran specialnya untuk PKB sementara PKS dan beberapa partisan dari partai-partai Islam sudah meminta Muhaimin untuk dapat membentuk koalisi partai Islam.

Sampai disini kelihatannya PKB mempunyai posisi yang sangat penting dan sangat menentukan bagi partai-partai3 besar yang ketiganya memang sudah mempunyai capresnya masing-masing. PKB punya 9 persen suara dan PKB punya tokoh seperti Mahfud MD yang sangat pantas dijadikan cawapres untuk siapa saja.

Hal inilah yang membuat PKB saat ini sangat bernilai bagi 3 partai teratas. Begitu juga mereka-mereka yang berharap agar terbentuk Koalisi Partai Islam. Dan sangat wajar bila PKB tidak mau terburu-buru mengambil suatu keputusan untuk masa depan partainya.

Dan saat ini kita semua hanya bisa menunggu keputusan seorang Muhaimin Iskandar. Apakah Muhaimin bisa melakukan bargaining yang baik dengan PDIP atau tidak. Kalau tidak berhasil melakukannya berarti PKB bisa diperebutkan oleh siapa saja diluar PDIP.

Dan sebenarnya PDIP sendiri juga cukup berani mengusung Capresnya meksipun hanya berkoalisi dengan Nasdem saja. Itu sudah dibuktikan PDIP dalam Pilgub DKI dan Pilgub Jawa Tengah yang berbekal koalisi minim tetapiternyata mampu memenangkan kursi Gubernur di kedua daerah tersebut.

Kalau secara pribadi penulis sangat berharap agar PKB dapat bekerja sama dengan PDIP. Dan mungkin bukan hanyapenulis saja tetapisangat banyak masyarakat yang berharap demikian agar PKB mau berkoalisi dengan PDIP. Bagaimanapun juga masyarakat mempunyai ekspetasi tinggi terhadap Mahfud MD yang mempunyai track record sangat baik, integritas yang tinggi dan ketegasan yang mumpuni.

Mahfud MD atau JK sama baiknya tetapi kalau boleh memilih Mahfud lebih baik karena lebih muda dan bukan berasal dari kalangan bisnis sehingga masyarakat akan lebih percaya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diambil nanti.

Dan bila memang PKB jadi berkoalisi/ bekerja sama dengan PDIP dan Nasdem maka kita akan melihat komposisi yang sangat ideal di parlemen dan pemerintahan dimana kekuatan Nasionalis dan Kekuatan Islam dapat bersinergi untuk membentuk pemerintahan yang lebih baik lagi dari pemerintahan sebelumnya. Semoga.

Salam Kompasiana.

http://politik.kompasiana.com/2014/04/05/prediksi-koalisi-partai-yang-terbentuk-setelah-tanggal-9-april-2014-644716.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun