Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memprediksi Strategi Gerindra Menuju Pilpres2024

2 November 2022   12:21 Diperbarui: 2 November 2022   12:32 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Bagi setiap orang di Negara manapun, di belahan dunia manapun ada satu kata yang paling berharga, yaitu WAKTU,  tapi bagi partai-partai politik di Negara-negara Demokrasi manapun kata yang paling berharga bagi mereka adalah ELEKTABILITAS"

Demi Elektabilitas segala cara sah digunakan, dikarenakan  elektabilitas semu hal bisa berubah secepat kilat. Itulah Kesaktian  dari Elektabilitas karena  Elektabilitas adalah Nafas dari Parpol.  Tanpa Elektablitas berarti tinggal tunggu ajal datang  menjemput saja.  Ngeri kalii ya..?  Heheeee.

Bohong besar kalau  KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) menyatakan ingin mencapreskan Ganjar Pranowo  karena Ganjar memiliki Visi Misi, karena Prestasi Ganjar terbukti dllnya.  Hanya satu alasan KIB untuk mencapreskan Ganjar,  yaitu Elektabilitas Ganjar yang sangat tinggi.

Nasdem pun demikian, memilih Anies Baswedan hanya dikarenakan  2 hal. Pertama, sudah terukur Elektabilitasnya dan  kedua sudah jelas kinerja dan prestasinya.

Itulah mengapa pada waktu Pilpres 2019 kok banyak sekali partai besar yang berkumpul di kubu Jokowi-Maruf, yak karena Elektablitas sang incumbent sangat tinggi sehingga peluang menang besar dan kursi menteri... aahh.. begitu menggoda. Wkwkwk.

FENOMENA  MENUNGGU,  SALING  INTIP STRATEGI LAWAN DALAM KONTESTASI PILPRES

Segemuk apapun koalisi partai yang sudah dibangun, setinggi apapun Elektablitas Capres yang akan diusung mereka , tetap saja  setiap kubu akan menggunakan Strategi yang terbaik agar dipastikan kemenangan akan datang.

Fenomena  itu terjadi pada Pilpres 2019.  Menjelang pendaftaran Capres-Cawapres, saat itu partai-partai besar sudah berkumpul di kubu Jokowi.  Ada PDIP, Golkar, PKB dan Nasdem ditambah PPP dan partai-partai kecil lainnya.  Tapi ternyata mereka belum berani mengumumkan siapa Cawapres dari Jokowi.

Mereka menunggu dan mengintip kubu Prabowo menentukan Cawapresnya agar dapat diimbangi kekuatan politiknya sehingga  matematika politiknya  dapat memenangkan Incumbent.

Rasanya saat itu penulis sangat heran kepada kubu PDIP.  Kenapa sudah jelas Jokowi Incumbent, partai Golkar, PKB, Nasdem dan lain-lainnya mendukung tapi PDIP tetap takut mengumumkan segera Cawapres Jokowi.

Dan terjadilah hal yang luar biasa pada Pilpres 2019. Maaf ini pendapat pribadi penulis ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun