Cyrus melakukan survey pada 18-23 Januari 2019 dengan hasil : Jokowi-Maruf 55,2% dan Prabowo-Sandi 36 %. Undecided Voters 8,8%. Survey melibatkan 1.230 Responden.
4.Polmark Indonesia, Per 5 Maret Selisih Elektabilitas 14,6%.
Hasil Survey Polmark Indonesia : Jokowi-Maruf 40,4% sementara Prabowo-Sandi 25,8%. Undecided Voters 33,8%. Survey dilakukan sejak Oktober 2018 hingga Februari 2019.

Inilah yang sama sekali tidak saya pahami tentang fenomena ini. Dalam lebih dari 3 artikel yang saya buat dalam 1 bulan terakhir selalu saya menyebut hasil-hasil survey lembaga-lembaga survey untuk Elektabilitas Jokowi dan Prabowo terasa aneh.
Saya pribadi punya rumus tersendiri untuk mengukur selisih elektabilitas yang wajar dari Pemilu Karta Tertinggi dimana masyarakat akan terkristalisasi dalam 2 kutub. Tidak mungkin untuk Pemilu sekelas Pilpres ada selisih elektabilitas antara (hanya) 2 kandidat melebihi angka 10%.
Lagipula saya sering memantau Google Trend untuk isu tertentu termasuk Popularitas Jokowi dan Prabowo. Trend yang terekam oleh Google soal Popularitas Jokowi vs Prabowo selama 3 bulan terakhir adalah : Jokowi 51% dan Prabowo 49%. Angka itu sama sekali tidak relevan dengan angka Elektabilitas keduanya yang disebut-sebut memiliki selisih hingga 27%.
Begitulah kira-kira soal selisih Elektabilitas diatas 20% yang saya permasalahkan dalam beberapa artikel saya sebagai angka yang aneh. Tapi faktanya lembaga-lembaga Survey ternama seperti LSI Denny JA, SMRC dan lainnya berani merilis angka itu tentu mereka akan berani mempertanggung-jawabkan hasil surveynya.
Litbang Kompas, LSI Denny JA dan SMRC pada tahun 2012 hingga 2014 semua hasil suveynya sangat bagus sekali. 3 lembaga ini termasuk yang paling saya percayai kredibilitasnya. Sayangnya pada Pilkada 2017 dan Pilkada 2018 ketiganya saya catat meleset jauh dari Hasil Pilkada yang diumumkan KPUD dari masing-masing Pilgub.
Nanti kita lihat saja hasil Pilpres 2019 lewat Quick Count ataupun hasil resmi KPU. Bila memang hasilnya meleset dibawah 3 % dari hasil survey lembaga-lembaga survey maka lembaga-lembaga survey itu memang masih bisa dipercaya.
Kalau meleset hingga 5% maka saya katakan lembaga-lembaga survey itu diragukan kredibilitasnya. Dan bila sampai diatas 5% atau lebih melesetnya, mohon maaf saya pribadi tidak akan percaya lagi dengan lembaga-lembaga survey tersebut.