Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Survei Litbang Kompas "Mempermalukan" LSI Denny, SMRC dan Lainnya?

20 Maret 2019   08:48 Diperbarui: 22 Maret 2019   01:59 10703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon presiden Joko Widodo berpidato dalam acara Doa Satukan Negeri di Gedung Serbaguna T Rizal Noordin, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (15/3/2019). Capres nomor urut 01 itu mengajak relawan dan simpatisan untuk melawan kabar bohong atau hoax yang dapat memecah belah persatuan bangsa. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Cyrus melakukan survey pada 18-23 Januari 2019 dengan hasil : Jokowi-Maruf 55,2% dan Prabowo-Sandi 36 %.  Undecided Voters 8,8%.  Survey melibatkan  1.230 Responden.

4.Polmark Indonesia, Per 5 Maret Selisih Elektabilitas 14,6%.

Hasil Survey Polmark Indonesia : Jokowi-Maruf 40,4% sementara Prabowo-Sandi 25,8%. Undecided Voters 33,8%. Survey dilakukan sejak Oktober 2018 hingga Februari 2019.

gambar detiknews
gambar detiknews
Mengapa Bisa Sampai Jauh Selisih Angka Antara Lembaga Survei?

Inilah yang sama sekali tidak saya pahami tentang fenomena ini.  Dalam lebih dari 3 artikel yang saya buat dalam 1 bulan terakhir selalu saya menyebut hasil-hasil survey lembaga-lembaga survey untuk Elektabilitas Jokowi dan Prabowo terasa aneh.

Saya pribadi punya rumus tersendiri untuk mengukur selisih elektabilitas  yang wajar dari Pemilu Karta Tertinggi dimana masyarakat akan terkristalisasi dalam 2 kutub. Tidak mungkin untuk Pemilu sekelas Pilpres ada selisih elektabilitas antara (hanya) 2 kandidat melebihi angka 10%.

Lagipula saya sering memantau Google Trend untuk isu tertentu termasuk Popularitas Jokowi dan Prabowo. Trend yang terekam oleh Google soal Popularitas Jokowi vs Prabowo selama 3 bulan terakhir adalah : Jokowi  51% dan Prabowo 49%.  Angka itu sama sekali tidak relevan dengan angka Elektabilitas keduanya  yang disebut-sebut memiliki selisih hingga 27%.

Begitulah kira-kira  soal selisih Elektabilitas diatas 20%  yang saya permasalahkan dalam beberapa artikel saya sebagai angka yang aneh.  Tapi faktanya lembaga-lembaga Survey ternama seperti LSI Denny JA, SMRC dan lainnya berani merilis angka itu tentu mereka akan berani mempertanggung-jawabkan hasil surveynya.

Litbang Kompas, LSI Denny JA dan SMRC pada tahun 2012 hingga 2014 semua hasil suveynya sangat bagus sekali. 3 lembaga ini termasuk  yang paling saya percayai kredibilitasnya.  Sayangnya pada Pilkada 2017 dan Pilkada 2018 ketiganya saya catat meleset jauh dari Hasil Pilkada yang diumumkan KPUD dari masing-masing Pilgub.

Nanti kita lihat saja hasil Pilpres 2019 lewat Quick Count ataupun hasil resmi KPU. Bila memang hasilnya meleset dibawah 3 % dari hasil survey lembaga-lembaga survey maka lembaga-lembaga survey itu  memang  masih bisa dipercaya. 

Kalau meleset hingga 5% maka saya katakan lembaga-lembaga  survey itu diragukan kredibilitasnya. Dan bila sampai diatas 5% atau lebih melesetnya, mohon maaf saya pribadi tidak akan percaya lagi dengan lembaga-lembaga survey tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun