Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sepenggal Cerita Laga Barca vs Madrid dan La Liga

24 Maret 2015   11:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:08 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Meskipun pertandingannya kedua Raksasa Bola itu sudah dua hari lalu tetapi rasanya pembicaraan tentang 2 Klub dari Planet Lain itu akan selalu tetap hangat. Magnit El-Clasico memang tidak ada yang menyamai pertandingan lain kecuali Final Piala Dunia atau Final Piala Eropa.

Saya adalah Penggemar Fanatik Barcelona. Meskipun demikian saya juga suka dengan Real Madrid dan selalu memperhatikan perkembangan kedua club tersebut. Dan menurut saya sebenarnya El-Clasico minggu kemarin tanggal 23 Maret 2014 bisa dimenangkan Madrid atau Draw tetapi Barca memang lebih beruntung dan akhirnya Madrid harus iklas dikalahkan dan sekaligus tertinggal 4 Angka dari Barca yang saat ini nyaman di puncak Klasemen La Liga.

MEMBANDINGKAN LIGA SPANYOL DENGAN LIGA EROPA LAINNYA.

Meskipun dunia mengatakan Liga Terbaik saat ini adalah Liga Inggris (dengan berbagai criteria sebagai ukurannya) tetapi menurut saya Liga Spanyol lah yang masih terbaik. Permainan Bola club-club Spanyol yang paling indah karena hampir setiap pertarungan di La Liga adalah pertarungan yang Fair Play. Skill individu Pemain, Kerjasama Team dan Strategi masing-masing Pelatih mewarnai pertandingan-pertandingan di La Liga.

Hal ini tidak terjadi di Liga Inggris dan Liga Italy dimana Kemenangan adalah satu-satunya tujuan setiap pertandingan meskipun harus dilakukan dengan cara bermain kasar, Parkir bus dan lain-lainnya. Akibatnya kemudian Club-club Inggris dan Italy tidak terbiasa untuk menampilkan permainan terbaiknya.Imbasnya kemudian terjadi ketika melawan Club-club Spanyol, pemain-pemain Inggris dan Italy selalu kelabakan hingga hampir selalu kalah. Dan berbicara Fakta saat ini yang terjadi di Liga-liga Eropa langganan jawaranya adalah Klub-klub seperti: Barcelona, Real Madrid dan Atletico Madrid dan lainnya.

Dua tahun yang lalu Eropa dikejutkan dengan Begitu Perkasanya Bayern Muenchen dan Borusia Dortmund di Liga Champion. Banyak orang mengira Liga Jerman akan menggeser kekuatan Liga Spanyol tapi akhirnya tidak terbukti. Kehebatan Borusia Dortmund hanya bertahan sebentar. 3 Pemain Pilarnya dibajak club lain. (2 Strikernya “diculik” Bayern Munich). Setelah itu Dortmund tidak bisa Berjaya lagi di Liga Jerman dan Bayern menjadi satu-satunya Raja disana.

Kemudian berbicara tentang Liga Prancis, Liga ini spertinya secara perlahan meninggalkan kelas Liga Portugal dan lainnya. Liga Prancis mulai mengejar prestasi Liga-liga Elit (Inggris, Italy dan Spanyol).Dan salah satu penyebabnya adalah keberanian club-club Prancis menstrafer pemain mahal dari Liga Elite. Inilah yang menurut saya membuat Club Prancis saat ini lebih kuat dari sebelum-sebelumnya.

TIGA JAWARA YANG SALING MENGALAHKAN

Bila kita berbicara tentang Sepak Bola Internasional sudah pasti ujungnya kita akan berbicara tentang 3 Jawara asal Spanyol, Barca, Madrid dan Athletico. Begitu juga dengan sejarah El-Clasico yang tidak pernah berhenti dibicarakan orang dengan segala kasak-kusuk dibelakangnya.

Dan soal Barca dan Madrid, fakta yang berbicara di kancah sepakbola Internasional yaitu 3 isyu yang menguat. Isu pertama, Pemain Terbaik dunia setiap tahunnya sepertinya selalu bermukim di Barcelona atau Real Madrid. Isu kedua, Bursa Pemain Termahal sepertinya selalu menjadi milik Barca atau Madrid. Dan Poin ketiga, Setiap Pemain muda yang berbakat tinggi dan sudah berprestasi di regionalnya selalu bercita-cita/ berharap dapat bermain di Barcelona atau Real Madrid. Itulah Faktanya dan itu yang membuat 2 Klub ini dikhiaskan menjadi 2 Klub yang berasal dari Planet Lain.

Lalu tentang Athletico Madrid. Tim ini sangat-sangat beruntung karena memiliki Pelatih Tangan Dingin Diego Simeone. Prestasi tinggi Athletico Madrid sebenarnya disebabkan oleh keberadaan 2 Raksasa Spanyol yaitu Barca dan Madrid yang selalu menjadi motivasi Athletico untuk dapat mengalahkan keduanya.Athletico adalah Klub yang berhasil mengukuhkan diri sebagai yang terbaik dari klub-klub Spanyol lainnya selain 2 raksasa tersebut. Athletico berhasil menjadi jawara diantara Valensia, Bilbao, Levante dan lainnya.

Athletico Madrid akan selalu menjadi Kuda Hitam yang hadir di deretan puncak Klaseman La Liga. Kuda hitam yang selalu membayang-bayangi dan siap menghempaskan Madrid atau Barca sekaligus mencuri posisi Teratas La Liga. Dan Berbeda dengan Barca dan Madrid yang penuh dengan Pemain Bintangnya, Athletico Madrid adalah Klub dengan Soliditas Terbaik sedunia saat ini. Kekompakan Teamnya sangat Ruarr Biasa. Diego Simeone memang sangat hebat dalam menangani Athletico ini.

Dan berbicara tentang 3 Klub teratas La Liga, menurut saya yang terbaik urut-urutannya adalah Barca, Madrid lalu Athletico. Tentu saja menurut orang lain atau Pakar Bola mungkin tidak demikian, tapi menurut saya bila dalam Skala 1-100 poin Barca adalah 90-95, sementara Madrid adalah 91- 94, dan kalau Athletico poinnya adalah 89-92. Sementara untuk Valencia, Bilbao dan lainnya antara 70-85. Dan sebagai perbandingan lainnya misalnya Bayern Muenchen, Juventus dan Manchester kurang lebih poinnya : Bayern 92-94, Juventus 86-90 dan Manchester 88-92. Sekali lagi angka-angka ini hanya taksiran pribadi.

Khususnya 3 Klub teratas yaitu Barca, Madrid dan Athletico, 3 Klub ini diatas kertas akan mampu mengalahkan klub-klub Spanyol lainnya. Barca dikatakan 95% selalu bisa menang dari Klub-klub Spanyol, kemudian Madrid dihitung 93 persen selalu bisa menang dan Athletico diperkirakan 90% selalu bisa menang dari klub-klub lainnya. Jadi urut-urutan terkuat adalah Barca, Madrid dan Athletico.

Tetapi kemudian faktanya berbicara lain. Bila Barca bertemu Madrid lebih banyak Menang Madrid (dalam permainannya), lalu bila Madrid bertemu Athletico dapat saya katakana Athletico lebih mendominasi permainannya Madrid dan sebaliknya kalau Barca bertemu Athletico maka Barca lebih sering mendominasi Athletico.

Situasi seperti ini kalau tidak salah sering terjadi di Bulu Tangkis, Ketika Taufik Hidayat yang selalu kalah dari Lin Dan tetapi selalu menang dari Lee Chong Wei sementara Lin Dan malah lebih sering kalah dari Lee Chong Wei. Begitu juga dengan Eddy Hartono/ Rudy Gunawan yang sering menang dari Razif Sidek/Jaelani tetapi sering kalah dari Park Jo Bong/ Kim Mon sementara Razif/Jaelani lebih sering menang dari Park Jo/Kim Mon.

Menurut saya para jawara dunia biasanya memang terkondisikan hal seperti itu dimana secara teknis mereka punya skill yang sama tingginya tetapi factor-faktor external seperti emosi, mood dan factor lainnya bisa menyebabkan mereka kalah dari yang selevel ataupun kalah dari yang setengah level dibawah mereka.

REAL MADRID DAN BARCELONA

Meskipun saya adalah Penggemar Fanatik Barca tetapi menurut saya dalam 2 tahun terakhir ini Real Madrid dalam Formasi Menyerang Lebih Tajam dari Barca.Formasi El Real terbaik malah menurut saya ketika Madrid masih diperkuat Di Maria. Madrid jauh lebih tajam menyerang dari Barca karena kekuatan Pemain Sayapnya. Dalam berbagai pertandingannya Madrid sangat perkasa dengan Permainan Sayap dan umpan-umpan panjang. Dan sampai El-Clasico terakhir kemarin Madrid masih membuktikan Serangan Sayapnya lebih berbahaya dari serangan Barca.

Barca sendiri jarang sekali menyerang dari sayap. Ini adalah salah satu kekurangan Barcelona. Padahal Iniesta, Dany Alves dan Alexis Sancez adalah pemain-pemain yang bisa bermain sebagai pemain sayap. Penyebab Barca jarang menyerang dari sayap adalah Barca sejak dulu terlalu lama bergantung pada Xavi Hernandes yang sangat hebat di Gelandang Tengah.

Sang Kapten Barca ini terlalu sering menang (bertahun-tahun menang) dengan cara bermain di tengah hingga akhirnya Madrid paham segala kekurangannya, begitu juga Bayern Muenchen dan lainnya hingga akhirnya 2 tahun lalu Barca beberapa kali dipermalukan Bayern dan Madrid.

Barca yang bertahun-tahun hebat dengan Tiki-Takanya sempat mengalami kebuntuan ketika hampir semua Klub Elite sudah tahu cara rahasia memotong aliran bola Tiki Taka. Bahkan Pep Guardiola sepertinya sempat stress ketika Tiki-Taka Barca sudah sering dipatahkan lawan-lawannya.

Menurut saya, Tiki-taka tetaplah Pola Bermain yang terbaik disamping Total Football yang legendaris. Dan Barca masih memiliki warna Tiki-Taka meskipun sudah diasuh Luis Enrique. Bagaimanapun juga hadirnya Neymar, Suarez dan sang Arsitek Luis sangat mempengaruhi pola bermain dari Barcelona saat ini.

Khususnya Luis Suarez, hadirnya Suarez ini memberikan warna yang berbeda dari permainan Barca sebelumnya. Suarez yang lama bermain di Liga Inggris sangat terbiasa dengan umpan-umpan panjang. Dan inilah salah satu variasi serangan Barca saat ini yang cukup mematikan di samping hebatnya Tiki-Taka yang dimainkan Messi-Iniesta dan Neymar.

Real Madrid sendiri setelah ditinggalkan Jose Mourinho, sebagai penggantinya Carlo Anceloti juga membawa pengaruh banyak terhadap permainan El Real. Anceloti sudah biasa menerapkan Permainan Bertahan, Berduel dan Menyerang (variasi Total Football) yang dimainkan AC Milan (Sang Petarung) sewaktu masih Berjaya. Dan warna itu terasa saat ini dalam pola permainan Real Madrid.

El-Clasico 2 hari yang lalu menampilkan bagaimana Madrid bermain dengan kekuatan penuhnya. Dan pengamatan saya, pemain-pemain Madrid lebih banyak menang berduel dari pemain-pemain Barca. Pemain-pemain Petarung seperti Luka Modric, Marcelo Kribo, Ramos dan Isco sangat membantu El Real merebut bola dari Seterunya. Dan setelah merebut bola mereka mengirimkan ke sector sayap dan diolah oleh Benzema, Bale dan Ronaldo.

Dan dalam sector Pertahanan Madrid, memang Madrid setiap berhadapan dengan Barca cenderung Pemain belakang Madrid bermain kasar. Sah-sah saja yaa soalnya 3 Ujung Tombak Barca ini berasal dari Planet Lain. Heheee.

Satu catatan tentang Barca pada pertandingan kemarin adalah Neymar yang Egois. Ada 2 peluang emas Barca yang harusnya bisa jadi Gol bila Neymar tidak memaksakan diri menguasai bola. Apa boleh buat, khususnya melawan Madrid, Neymar memang punya ambisi tersendiri untuk membuat gol di gawang Madrid. Untunglah Barca masih menang tipis meskipun Neymar cukup egois.

Wah artikelnya sudah panjang sekali dan saya belum membahas Messi, Ronaldo dan Benzema. Begitu juga dengan Pique, Pepe dan Para Kiper-kiper. Ya sudah lain waktu saja kita bahas pemain-pemain itu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun