Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dokter Jangan Mogok Dulu, Tolong Obati Anak Saya !

20 Desember 2011   10:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:00 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_150150" align="alignnone" width="300" caption="gambar beritajakarta.com"][/caption]

Buruh demo dan mogok kerja menuntut upah itu Wajar. Mahasiswa demo wajar, Guru mogok masih wajar, tapi kalau dokter yang mogok? Wah itu sungguh terlalu. Maaf dokter, profesi anda bukan sembarang profesi! Kalau anda mogok bekerja pasti ada akan pasien yang bertambah parah atau bisa-bisa ada yang almarhum. Pasti Dokter juga tahu koq bahwa mengobati penyakit itu bertarung melawan waktu. Kalau bisa jangan Mogok, Dokter. Kasihanilah mereka yang sedang butuh pertolongan pengobatan.

Diberitakan sejak pagi tadi 20 orang Dokter Spesialis RS Budi Asih Jakarta Timur melakukan mogok kerja menyusul tuntutan kenaikan kesejahteraan mereka belum juga dipenuhi managemen RS Budi Asih.Ratusan pasien yang dating sejak jam 07.00 pagi tidak mendapatkan pelayanan di beberapa poliklinik Budi Asih.Poliklinik di RS Budi AsihJakarta berjumlah 13 unit dan sampai jam 12.00 siang tadi tidak melayani pasien.

Dr Daniel Effendy Sp. A, dari pihak dokter-dokter yang mogok membantah kalau para dokter tersebut dikatakan Menelantarkan Pasien. Alasan mereka bahwa yang mogok adalah unit Poliklinik dan bukan unit Instalasi Gawat Darurat. Alasan mereka mogok kerja adalah penghasilan mereka di RS Budi Asih sangat minim. disebutkannya gaji seorang perawat berkisar antara Rp 600-700 ribu. Sementara honor dokter spesialis Rp 1,6 juta.

Ah Dokter mah mengada-ada. Sebenarnya berapa lama jam kerja dokter di RS itu? Kalau dibandingkan dengan honor dan jam kerja pasti cukup berimbang. Cukup tidak cukup itu relative , dokter. Dimana rasa pengabdian atas profesinya.

“Dan Yang menjadi krusial sebenarnya bukan alasan dimana pasien akan berobat, Dokter !”Yang tahu parahnya penyakit itu anda Dokter !” Bisa saja pasien tidak merasa penyakitnya parah padahal sebenarnya parah sekali dan pasien hanya berobat ke Polikiinik. Dan dengan keterlambatan penanganan pengobatan bisa saja menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

sumber : detik.com dan beritajakarta.com (20/12)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun