Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2 Hal yang Membuat Anda Bertambah Pintar

28 November 2011   19:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05 2926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_145312" align="alignleft" width="300" caption="gambar dari google"][/caption]

Siapa orangnya yang tidak ingin tambah pintar? Tentu tidak ada.Mau tua mau muda, besar dan kecil, semuanya ingin menjadi lebih pintar. Banyak orang bilang kalau mau pintar ya harus belajar. Lalu belajar itu apa? Seperti apakah belajar yang baik?

Tidak semua orang punya kesempatan bersekolah. Tidak semua orang punya biaya untuk pendidikan.Apakah mereka-mereka itu akan selalu menjadi orang yang bodoh? Tentu tidak. Semua orang punya kesempatan menjadi pintar. Defenisi pintar secara sederhana adalah : mengetahui lebih banyak hal dibanding orang lain. Hal disini adalah keilmuan. Beratus-ratus cabang ilmu ada. Sebut saja garis besarnya: Ilmu Agama, Ilmu Tentang Seni, Ilmu Matematika, Ilmu Teknik dan lain-lainya.

Orang yang pintar biasanya mempunyai suatu penguasaan masalah yang mendalam dari suatu ilmu tertentu dan paham dengan garis besar ilmu lainnya diluar spesialisasinya. Contoh sederhana seorang ahli ekonomi.Seorang ahli ekonomi biasanya juga paham garis besar ilmu matematika, ilmu budaya, bahasa dan lainnya. Ilmu-ilmu itu akan memperkuat kepemahamannya tentang ekonomi sehingga ia benar-benar menjadi seorang ahli ekonomi.

Bagaimana dengan Otodidak? Otodidak sendiri adalah prosesalami. Sebenarnya banyak sekali orang yang menempuh pendidikan di bidang A tetapi akhirnya bekerja di bidang B, dan benar-benar menjadi professional dibidang B yang digelutinya itu. Penjelasannya adalah Ia dituntut pekerjaannya untuk memahami ilmu B, dan ia harus belajar entah bagaimana caranya untuk menguasai ilmu B. Otodidak adalah jalan dia untuk mencapai itu.

Lalu apa 2 hal yang bisa membuat kita bisa menjadi bertambah pintar? Jawabannya sederhana dan juga merupakan filosofi dasar sewaktu kita pertama kali masuk sekolah dasar, yaitu Membaca dan Menulis. Cuma itu? Ya.. memang hanya itu saja.

Proses membaca sebenarnya adalah proses memasukan suatu informasi lewat mata ke bank data yang ada di otak kita. Semakin banyak yang dibaca semakin banyak informasi yang tersimpan di bank data otak. Yang menjadi masalah tidak semua orang mempunyai daya ingat yang kuat sehingga apabila tulisan-tulisan yang dibaca tidak saling berhubungan, otak kita tidak sanggup menemukan benang merahnya sehingga kemungkinan besar tulisan yang sudah pernah dibaca tidak terekam dengan baik di otak kita. Bahasa manusiawinya jadi lupa.

Jadi janganlah membaca dengan asal-asalan. Membacalah dengan niat untuk mempelajari. Bukan dengan niat sekedar ingin tahu saja. Bila didasari niat untuk mempelajari biasanya cara membaca kita akan membutuhkan konsentrasi penuh. Bahasa sekolah dulu adalah menyimak. Dan ketika kita membaca suatu tulisan secara berulang-ulang kemungkinan besar informasi itu akan terekam dengan baik.

Selanjutnya adalah Menulis. Bukan sembarangan menulis tentunya. Menulis disini adalah menuliskan apa-apa yang sudah kita pelajari. Tentu saja untuk menuliskan apa yang pernah dibaca atau dipelajari membutuhkan suatu proses yang dinamakan merangkum atau membuat ikhtisar. Jadi tulisan yang akan tercipta adalah merupakan ikhtisar atau evaluasi dari apa-apa yang telah dibaca.

Mungkin dari sepuluh tulisan yang telah kita baca bisa kita tarik benang merahnya dan merangkumnya menjadi satu tulisan saja.Dengan seringnya kita menuliskan apa-apa yang pernah kita pelajari /baca akan semakin mampu kita menguasai hal-hal (ilmu) yang telah kitabaca. Dan pastilah setelah kita akan menjadi orang pintar. Pintar tapi belum ahli. Karena seorang ahli membutuhkan proses mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Tapi yang pasti menjadi pintar jauh lebih baik daripada tetap menjadi orang bodoh.

Selain dua proses belajar diatas tentunya ada namanya proses belajar lewat audio-visual. Melihat dan mendengar juga merupakan proses belajar efektif. Tetapi sarana-sarana di sekitar kita untuk melakukan proses belajar dengan audio-visual sangat-sangat terbatas.

Membaca dan Menulis lah yang sangat mudah dilakukan setiap orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun