Mohon tunggu...
Rully Utama
Rully Utama Mohon Tunggu... -

Warga negara Indonesia biasa, tinggal di Bogor

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mari Memandang (Kuasai) Kembali Timor Leste

17 Oktober 2013   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:25 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini ada kumpulan diari penulis selama berkunjung ke Timor Leste. Kiranya bisa menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak pemangku kepentingan di Indonesia dalam memandang Timor Leste sebagai wilayah yang harus diperhatikan secara politis.

Pendidikan,  Budaya dan Ekonomi Mikro:

·Bahasa Indonesia tahun ini mungkin akan menjadi tahun terakhir untuk digunakan dalam penyajian makalah skripsi dan tesis di Timor Leste. Sebaliknya dalam menjalankan system pemerintahan TL sangat berupaya untuk menjadikan bahasa Portuguese sebagai bahasa resmi.

·Fakta sesungguhnya bahwa bahasa Indonesia masih sangat diperlukan untuk digunakan dalam proses pembelajaran di Timor Leste, namun sangat terasa upaya terjadinya de-Indonesia-nisasi dan im-portugal-isasi di Timor Leste. Barangkali sebagai pembanding hal ini mirip yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia terhadap pengaruh budaya Balanda pada tahun 50an.

·Pemerinta Portugis mengkaitkan upaya pembudayaan kembali pengaruh Portugal dengan bantuan ekonomi kepada TL, tentunya hal ini bukan hal yang mengejutkan.

·Dalam kunjungan di salah satu sekolah dasar terlihat bahwa murid dibebani materi pelajaran bahasa Portugis hingga 4 jam perminggu, bukan bahasa inggris yang sesungguhnya lebih bermanfaat.

·Sehingga dalam jangka waktu 10-15 tahun lagi TL akan menjadi bangsa yang tidak familiar dengan Bahasa Indonesia

·Saat ini Bahasa Indonesia defacto masih digunakan oleh kelompok usia 15-60 th dan (meskipun tidak diakui) merupakan bahasa yang paling berpengaruh dalam ekonomi mikro TL.

·Bahkan dokumen perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan (PPh) pribadi masih menggunakan Bahasa Indonesia. Sangat besar kemungkinan keputusan TL menerapkan Bahasa Indonesia dalam dokumen pajak adalah karena menghindari resiko multi tafsir dalam proses penerapan system perpajakan mereka.

·Hal ini menunjukan bahwa bahasa-bahasa lain (English, Portuguese & Tetun) masih belum bisa diandalkan dalam system perpajakan mereka, meskipun dalam pembuatan dokumen-dokumen perjanjian kontrak kerja dll, diupayaka menggunakan bahasa Tetun (bukan Portugese).

·Saat ini dinamika kehidupan yang bisa diharapkan bagi kelangsungan Budaya Indonesia adalah adanya siaran-siaran TV Indonesia, khususnya sinetron, yang masih menadi hiburan favorit untuk masyarakat kalangan bawah, khususnya di desa-desa.

·Telkomsel telah memulai membuka market di TL delam bentuk perusahaan telekomunikasi Telkomcel yang nantinya akan menjadi ancaman serius bagi perusahaan telekomunikasi local (Timor Telecom/TT). Saat ini TT belum bisa memberikan layanan BBM, sehingga Warga yang ingin menikmati fasilitas BBMnya mulai menggunakan sim card Telkomcel.

Politik, Pemerintahan dan Ekonomi Makro:

·Dalam sebuah diskusi diakui bahwa eksistensi kelompok yang pada tahun 99 sesungguhnya pro-otonomi (kalau tidak boleh disebut pro-Indonesia), saat ini sangat berpengaruh di pemerintahan. Hal ini terjadi sebagai hasil politik rekonsiliasi Xanana Gusmao yang mencoba merangkul kelompok pro-otonomi yang kapasitas dan kapabilitasnya diperlukan oleh pemerintahan yang baru.

·Saat ini eksistensi kelompok ini masih terlindungi oleh pengaruh Xanana yang cenderung berposisi sebagai sayap kanan.

·Namun dengan adanya indikasi keengganan Xanana untuk melanjutkan kepemimpinannya pada pemilu selanjutnya (kalau tidak salah sekitar 2017), maka eksistensi kelompok ini akan terancam oleh kekuatan klasik (Fretelin) yang kemungkinan akan kembali memperoleh momentum untuk meraih simpati pasca Xanana.

·Sebagai catatan; saat ini Xanana menggunakan gerbong CNRT karena adanya ketidakcocokan visi dengan tokoh-tokoh Fretelin yang cenderung anti-Indonesia dan tidak mau berkerjasama dengan kelompok pro-otonomi. Sanagt dimungkinkan bahwa pasca Xanana gesekan antara Fretelin dan pro-otonomi akan meningkat.

·Kehadiran Uskup Belo yang saat ini kabarnya berada di Mozambique mungkin nantinya menjadi sangat diperlukan pada saat terjadi peningkatan tensi politik di pemerintahan TL pasca Xanana.

·Keputusan Uskup Belo untuk meninggalkan eksistensinya di TL usai masa pemerintahan transisi dari UN adalah akibat ketidaksetujuannya atas keputusan pengakhiran pemerintahan transisi. Menurut UB wilayah TL memerlukan kehadiran pemerintahan transisi setidaknya hingga 15 tahun, mengingat ketidaksiapan SDM dalam mengelola pemerintahan dan belum kuatnya kemampuan politik TL di tingkat regional maupun global.

·Sebagaimana yang terjadi di belahan dunia lainnya, konflik perebutan pengaruh antara China dengan barat (US & Australia) nampak dalam bentuk program-program sosial dimana proyek-proyek bantuan pemerintah RRC terlihat menjadi etalase eksistensi pengaruh China di TL. Sedangkan isu mengenai upaya penguasaan China secara militer terasa dihembuskan ke kalangan masysrakat (kemungkinan besar oleh barat), namun hal ini tidak ditanggapi serius oleh masyarakat TL. Di lain pihak hal ini sedikit banyak membuat upaya politik de-Indonesia-nisasi tidak terlalu menjadi perhatian di kalangan masyarkat.

·Australia sepertinya sudah cukup nyaman dengan upaya Portugal dalam melakukan de-Indonesia-nisasi, karena kondisi ini dianggap membuat TL akan semakin berjarak dengan RI, sehingga mempermudah Australia untuk melakukan negosiasi yang menguntungkan, tanpa khawatir bahwa TL ketika merasa dirugikan akan berpaling kepada RI.

Rekomendasi:

·Perlu upaya sistematis untuk menjaga eksistensi pengaruh bahasa Indonesia yang merupakan salah satu bentuk pengaruh budaya Indonesia di TL, hal ini bisa dilakukan melalui media hiburan, misal: acara sinetron dan infotainment di televisi, konser musik grup band dari Indonesia dsb yang selama ini sudah berlangsung.

·Dapat dipertimbangkan dibuatnya sinetron Indonesia dengan latar belakang kejadian asmara di Dili, sehingga proses shooting perlu dilakukan di Dili. Hal ini dapat membantu merebut hati penggemar sinetron di TL.

·Berita Infotainment kehidupan selebriti Indonesia  dengan latar belakang peristiwa di Dili atau jalinan asmara seperti Krisdayanti & Raul Lemos versi baru, juga dapat membantu meningkatkan rating acara televise Indonesia.

·Perlu tindakan strategis untuk melawan proses de-Indonesia-nisasi yang terjadi di TL. Misal: dengan pembukaan toko-toko buku yang menjual buku-buku, majalah dan tabloid berbahasa Indonesia. Buku-buku pengantar pendidikan (perkuliahan) berbahasa Inggris yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia perlu diperluas peredarannya, demikian juga dengan novel-novel best seller International. Akan sangat baik jika Gramedia mau membuka cabang di Dili.

·Koordinasi antar pelaku bisnis dari Indonesia agar tidak saling bersaing untuk memperolah pangsa pasar di TL.maka harus diupayakan agar perusahaan-perusahaan telekomunikasi lain dari Indonesia tidak mengganggu proses ini atau bahkan mengancam upaya Telkomsel.

·Eksistensi kelompok pro-otonomi di pemerintahan saat ini perlu diperhatikan dan diberi prioritas dukungan. Bahkan kalau perlu dapat diupayakan dilakukannya rekonsiliasi antara orang Timor Leste berkewarganegaran Indonesia dengan kelompok Uskup Belo, sebagai langkah pendahuluan memperkuat pengaruh RI saat terjadi kekacauan pasca Xanana.

·Jika berhasil maka dapat dihasilkan sinergi antara kelompok Pro-otonomi dengan Kubu Uskup Belo yang telah jinak, untuk menghadapi kubu Fretelin yang anti Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun