Halo Kompasianers... Semoga hari ini selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. pasti guru-guru sudah pada masuk sekolah yaa..Â
Kalau sudah masuk sekolah pastinya dengan rutinitas sekolah. Sebuah realita bahwa menulis bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, walaupun itu dilakukan dalam bahasa nasional. Realita ini dialami oleh hampir semua orang yang bekerja dalam bidang pendidikan, misalnya guru. Seiring tugasnya sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk mampu menghasilkan karya-karya ilmiah mulai tingkat lokal, nasional, bahkan internasional.
Apakah guru bisa menulis? Berikut ulasannya.Â
Dalam konteks ke-Indonesia-an masih sedikit guru-guru yang mampu menghasilkan karya tulis ilmiah, atau menulis artikel.Â
Kenyataan ini membuat para guru yang notabene nya Guru PNS mengalami kesulitan untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih tinggi, karena salah satu syarat untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi adalah mampu menulis karya ilmiah.Â
Dilain pihak kesulitan kepangkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh kesulitan guru dalam menulis karya ilmiah. Adapun bagi Guru Swasta Realitanya untuk bisa menulis di PMM Kurikulum merdeka sehingga bisa meng upgrade dirinya sendiri ataupun menulis buku  antologi.Â
By the way. Berawal  uraian di atas. Apakah ada di sini ada Guru yang belum bisa menulis buku atau artikel dan sebagainya? Kenapa sih guru harus menulis?Â
Menurut Ahmad Saepul MA. Seorang dosen dari STAI Bina Madani  Kota Tangerang saat memberikan edukasi di YLI Tiara aksara "Menulis itu 1. Warisan ulama. 2.Menambah penghasilan.3. Investasi masa depan amal ibadah ketika di akhirat. 4. Menulis sama seperti merubah kata menjadi data.
Adapun tata cara menulis cepat sebagai latihan dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan Workshop pada kesempatan kali ini sebagai berikut:Â
1. Blind writingÂ
 Buatlah tulisan dengan ide gagasan yang ada dalam pikiran jika sudah 2 -3 jam barulah cek kembali mulai dari KBBI. Typo dan sebagainya.
2. Mind mapping dengan Konsep 2W 1H.
2.1. What (apa)
2.2. Why (mengapa)
2.3. How to (bagaimana)
Nah, yang paling penting dalam menulis adalah membaca. Lebih lanjut menurut Ahmad Saepul "Dengan akses yang ada di dunia ini harusnya lebih memudahkan agar lebih bagus.
 Baca yang simpel saja terlebih dahulu Seperti buku: Sirah Nabawiyah nabi Muhammad Saw atau tokoh Islam lainnya.Â
Harapan semoga Guru-guru bisa menghasilkan Karya yang bagus."Â Tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H