Sebenarnya kita semua bisa belajar sesuatu dari fenomena ini. Branding bukan sekadar logo atau nama besar, tapi soal identitas yang konsisten.
Ketika logo bertema Minang terpampang di depan, secara otomatis ekspektasi pelanggan langsung terbentuk. Mereka ingin merasakan cita rasa khas Minang. Di sinilah kadang-kadang kreativitas harus "dikekang" sedikit biar tidak salah kaprah.
Brand yang kuat adalah yang bisa memenuhi ekspektasi konsumen. Mungkin kedengarannya simpel, ekspektasi konsumen itu menentukan apakah bisnis akan bertahan atau cuma sebatas viral sesaat.
Rumah makan ini boleh jadi ramai karena unik, tapi tanpa konsistensi, pelanggan bisa kabur juga karena nggak tahu harus berekspektasi apa.
Batas Kreativitas di Dunia Bisnis
Meski demikian, jangan salah kaprah. Bukan berarti ide ini buruk loh. Justru ada nilai positifnya juga. Siapa tahu setelah ini muncul inspirasi buat mengawinkan konsep kuliner dari berbagai daerah. Siapa tahu kan?
Mungkin suatu hari ada rumah makan Jawa dengan sentuhan Manado, atau justru restoran Bali ala Betawi? Asal sesuai dengan konsep dan disampaikan dengan jelas, bisa saja berhasil!
Ini menunjukkan bahwa keberanian untuk mencoba ide-ide gila kadang memang dibutuhkan di dunia bisnis. Apalagi di zaman media sosial yang gampang banget membuat sesuatu viral. Tapi tetap, hasil akhir yang konsisten dan sesuai ekspektasi adalah yang bakal bikin konsumen balik lagi.
Branding Harus Punya Jati Diri
Dari cerita rumah makan Sunda dengan sentuhan Minang ini, kita bisa belajar satu hal penting: branding itu harus jelas. Unik boleh, beda juga boleh, tapi jangan sampai kehilangan jati diri.
Jadi kalau mau bikin bisnis yang menonjol dan bikin orang penasaran, pastikan juga identitas yang disampaikan itu nyambung sama apa yang kita tawarkan.
Jangan sampai konsumen datang karena penasaran, tapi malah nggak ngerti apa yang sebenarnya ditawarkan di dalam. Pada akhirnya, yang paling penting adalah keseimbangan antara kreativitas dan konsistensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H