Kreativitas itu perlu, tapi harus ada batasnya. Apa yang dilakukan netizen dengan menyerang Google Maps mungkin kelihatan lucu. Tapi jangan lupa, platform seperti ini dipakai banyak orang untuk kebutuhan penting.
Kalau sampai bikin kacau informasi di situ, bisa-bisa malah menyusahkan orang lain yang nggak ada sangkut pautnya sama konflik sepak bola ini.
Dampak dari Senggol Bacok Digital
Saya nggak bisa membayangkan bagaimana reaksi orang-orang di Bahrain yang tiba-tiba melihat Google Maps mereka penuh dengan spot aneh. Mungkin ada yang bingung, ada juga yang kesal. Padahal kalau dipikir-pikir, tindakan seperti ini bisa bikin citra Indonesia di mata internasional jadi negatif.
Netizen Indonesia memang punya power besar di dunia digital, dan ini bukan pertama kali kita unjuk gigi. Tapi saya merasa, kekuatan itu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih positif.
Kritik boleh, protes sah-sah saja, tapi mari kita jaga etika dan tanggung jawab kita sebagai pengguna internet yang cerdas.
Menyalurkan Emosi dengan Bijak
Saya juga ngerti kok, kalau urusan sepak bola bisa bikin emosi memuncak. Kita semua pasti pernah merasa kecewa karena tim kesayangan kalah atau dirugikan. Kita juga harus belajar untuk menyalurkan emosi dengan cara yang bijak. Menyerang Google Maps atau meretas situs web bukan solusi. Malah bisa menimbulkan masalah baru.
Sebagai netizen, kita punya tanggung jawab moral untuk menggunakan internet dengan bijak. Dunia maya memang bisa jadi tempat kita mengekspresikan diri, tapi jangan sampai kita kebablasan. Bukan cuma soal aturan, tapi juga soal dampak terhadap orang lain.
Mari kita arahkan kreativitas itu ke hal-hal yang lebih positif dan membangun. Nggak perlu "serang" Google Maps atau meretas situs web hanya karena emosi sesaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H