Yang membuat julukan itu bisa bertahan lama adalah karena kami punya kenangan yang saling mengikat. Masa-masa SMA itu kan biasanya penuh dengan momen lucu, norak, kadang juga memalukan.
Dari situlah lahir cerita-cerita yang cuma bisa dimengerti oleh mereka yang ada di dalamnya. Semua itu bikin kami punya ikatan yang lebih kuat, dan julukan "Kumis" jadi bagian dari cerita panjang persahabatan kami.
Orang Luar Pasti Bingung
Coba bayangin deh, kamu lagi di tengah kumpulan orang, dan ada satu orang yang manggil Budi, "Eh Dower, sini deh!" Orang yang baru kenal Budi mungkin bakal bingung, "Loh, kok dia dipanggil gitu?"
Buat mereka yang tidak mengerti konteksnya, julukan "Dower" ini bisa kelihatan seperti ejekan yang kasar atau malah dianggap body shaming. Tapi sebenarnya itu tanda kalau hubungan mereka sudah melewati batas formalitas. Mereka tidak butuh basa-basi karena sudah saling kenal sejak lama.
Tapi ya memang tidak semua orang bisa menerima dipanggil dengan julukan. Makanya penting juga buat kita untuk tahu kapan harus manggil dia dengan julukan, dan kapan tidak.
Kalau tidak terlalu dekat sama orangnya, mungkin jangan sembarangan panggil dengan julukan. Karena buat sebagian orang, memanggil dengan julukan bisa terasa tidak nyaman.
Jadi lain kali kalau kamu dipanggil dengan julukan dari SMA dulu, mungkin itu tanda kalau mereka peduli sama kamu, walaupun cara mereka nunjukinnya agak absurd!
Nah, kamu dipanggil dengan julukan apa sewaktu SMA? Kalau saya dipanggil...ahh nggak ahh, malu nyebutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H