Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekejap Mata, Terpatri Selamanya

12 Agustus 2024   14:31 Diperbarui: 12 Agustus 2024   14:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tidak pernah menyangka momen itu akan datang dengan begitu tiba-tiba. Pandangan sekejap yang serasa abadi, menghantam semua dinding pertahanan yang selama ini kubangun dengan susah payah. 

Rambut merahnya, seperti api yang menari di bawah sinar matahari, tergerai lembut saat angin tipis mengalir melewati kursinya. 

Tapi bukan rambutnya yang membuatku terpaku, melainkan tatapannya. Tatapan yang seolah-olah sedang berbicara langsung ke dalam jiwaku, tanpa suara, tanpa kata, namun sarat dengan makna yang tak terungkapkan.

Aku duduk beberapa baris di belakangnya. Suara bising kereta dan orang-orang yang sibuk dengan dunia mereka sendiri tiba-tiba meredup saat pandangan kami bertemu. Jantungku berdetak lebih cepat, dan seluruh dunia di sekitarku seperti berhenti. 

Itu bukan sekadar tatapan biasa. Itu adalah tatapan yang menuntut perhatian, yang memanggil perasaanku untuk datang dan menanggapi.

Tidak ada senyum yang tersungging di bibirnya, namun matanya bercerita lebih banyak daripada kata-kata yang mungkin bisa terucap. Ada sesuatu di sana, di balik sorot mata itu---entah itu rasa rindu, rasa penasaran, atau mungkin sesuatu yang lebih dalam lagi. 

Aku mencoba mencari tahu, tapi aku takut. Takut jika aku mencari terlalu jauh, aku akan menemukan lebih banyak dari yang sanggup kutangani.

Perlahan, aku mencoba mengalihkan pandanganku. Namun, seperti ada magnet tak terlihat yang membuat mataku kembali tertarik kepadanya. 

Aku berpikir, siapa dia? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sadar kalau tatapannya telah membangkitkan perasaan yang selama ini kubendung rapat-rapat? Atau mungkin, aku hanyalah satu dari banyak orang yang pernah ia tatap seperti ini, sebuah kebetulan di tengah lautan manusia.

Kereta meluncur dengan mulus di atas rel, tapi di dalam diriku badai besar mulai bergolak. Seberapa sering kita melewati seseorang yang begitu saja mengubah arah hidup kita tanpa kita sadari? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun