Bagi saya, tidak memaafkan adalah cara untuk menjaga batasan pribadi. Ketika seseorang melukai kita, terutama jika itu disengaja, tidak ada kewajiban bagi kita untuk memberikan mereka kesempatan kedua.
Memilih untuk tidak memaafkan adalah bentuk perlindungan diri, sebuah cara untuk mengatakan bahwa tindakan mereka tidak bisa diterima dan kita tidak akan membiarkan diri kita terjebak dalam siklus yang sama lagi.
Saya pernah mencoba memaafkan, berharap bisa kembali ke masa lalu yang lebih indah. Tapi setiap kali saya mencoba, luka itu kembali menganga. Saya sadar, memaafkan tidak selalu menjadi jawaban. Terkadang melupakan adalah langkah pertama menuju penyembuhan.
Pendekatan Pribadi dalam Menyikapi Luka Hati
Orang mungkin berpendapat bahwa melupakan tanpa memaafkan adalah bentuk ketidakdewasaan. Tentu saja ini adalah pendapat pribadi. Setiap orang punya cara sendiri untuk menghadapi luka hati.
Mungkin ada di antara kalian yang berhasil dengan jalan memaafkan tapi tidak melupakan. Prioritas utama adalah kebahagiaan kita sendiri. Jika memaafkan adalah kunci kebahagiaanmu, lakukanlah.
Tapi bagi saya, jalan melupakan tapi tidak memaafkan lebih cocok. Tidak ada yang salah dengan memilih jalan ini. Yang penting adalah kita bisa hidup dengan damai, tanpa terus terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.
Menjaga Kebahagiaan dengan Cara yang Berbeda
Jadi jika kalian sedang berjuang dengan luka hati, jangan merasa sendirian. Kita semua pernah mengalami hal serupa. Dan ingat, penyembuhan butuh waktu. Ini bukan proses yang mudah. Butuh waktu, kesabaran, dan kekuatan mental yang luar biasa.
Tapi pada akhirnya, ini adalah investasi untuk kebahagiaan kita sendiri. Ketika kita berhasil melupakan, hati kita menjadi lebih ringan, pikiran kita menjadi lebih jernih, dan hidup kita menjadi lebih indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H