Sementara di Suroboyo Bus, si kondekturnya harus mondar-mandir menarik ongkos dari penumpang. Jika penumpang yang duduknya di belakang bayar menggunakan e-money, dia harus ke depan dulu karena alat pembacanya hanya ada di depan. Bayangkan hal ini dilakukan di jam sibuk, tidak efektif.
Belum lagi jika penumpangnya adalah pelajar yang mendapatkan potongan harga. Mereka harus menunjukkan dulu kartu pelajarnya, diperiksa oleh kondektur, lalu bayar.
Lalu dari sisi aplikasi. Saya harus akui aplikasi TransJatim Ajaib lebih bagus dari aplikasi Tije milik TransJakarta. Di TransJatim Ajaib, penumpang bisa melihat posisi bus secara live. TransJakarta sebenarnya juga memiliki fitur ini, tapi lewat Google Maps, dan antarmukanya kurang ramah.
Namun kekurangan TransJatim Ajaib adalah tidak bisa memberikan rute transit. Seperti ketika saya mencoba mencari rute dari Krian ke Kebun Binatang Surabaya. Saya harus mencari rute TransJatim dulu dan lihat berhenti di halte mana, kemudian mencari rute Suroboyo bus.
So, buat kalian yang lagi ada rencana ke Surabaya, jangan lupa coba TransJatim dan Suroboyo Bus ya. Dijamin, pengalaman kalian keliling Surabaya bakal lebih menyenangkan dan murah pastinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H