Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bayar Buat Ketemu Idola, Dilema Manis Industri Musik

18 Juli 2024   09:08 Diperbarui: 18 Juli 2024   09:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meet and greet: instagram.com/infectedrain_official

Dulu, bisa langsung ketemu idola itu kayak mimpi. Sekarang bisa jadi kenyataan, tapi dengan harga tertentu. Kegiatan meet and greet (M&G) sudah jadi bagian dari paket konser, dan ini bikin banyak orang berpikir apakah ini hal yang wajar atau malah sebuah bentuk eksploitasi?

Bisnis Musik: Antara Seni dan Komersialisasi

Kita tidak bisa menghindari fakta bahwa industri musik sekarang sudah jadi bisnis. Buat para artis, bertahan di dunia yang serba digital ini susah banget. Streaming musik yang bayarannya enggak seberapa dan penjualan album fisik yang terjun bebas, bikin mereka harus cari sumber pendapatan lain. M&G jadi salah satu solusinya.

Dari sudut pandang bisnis, M&G masuk akal. Fans rela keluar uang banyak untuk ketemu idola. Buat si artis, ini jadi tambahan pemasukan yang lumayan. Selain dari penjualan tiket konser dan merchandise, mereka bisa dapat cuan lagi dari M&G. Tapi di sisi lain ada pertanyaan etis: apakah ini adil?

M&G: Eksklusivitas atau Eksploitasi?

Harga M&G enggak main-main. Kadang harganya bisa setara atau bahkan lebih mahal dari tiket konsernya. Ini bikin banyak orang geram, terutama buat fans yang uangnya cuma cukup buat beli tiket konser saja. Jadi M&G dianggap sebagai bentuk diskriminasi, dimana hanya fans yang kelebihan duit saja yang bisa ketemu idola.

Ada juga yang bilang, M&G ini malah membuat hubungan antara artis dan fans jadi transaksional. Dulu, fans merasa dekat dengan idolanya cuma karena musiknya. Sekarang, harus bayar dulu baru bisa dekat. Ini bikin interaksi yang seharusnya organik jadi terasa dipaksakan.

Tapi dari sudut pandang lain, ini adalah kesepakatan antara artis dan fans. Fans yang mau M&G berarti mereka rela dan sanggup. Toh, nggak ada yang memaksa kan? Artis juga punya hak untuk menentukan harga jasa mereka.

Artis: Di Antara Dua Pilihan Sulit

Buat para artis, ini menjadi dilema. Di satu sisi, mereka ingin bisa berinteraksi dengan fans tanpa harus memikirkan uang. Di sisi lain, mereka juga tidak mau dianggap sebagai mesin uang yang cuma mikir keuntungan.

Sebenarnya ada banyak artis yang tidak suka M&G, tapi terpaksa melakukannya karena uang yang dihasilkan dari sana cukup menggiurkan dalam waktu singkat. Cuma say hi, (kadang) bersalaman, tanda tangan, lalu foto bareng.

Namun ada banyak artis yang berani ambil sikap tegas, menolak M&G. Mereka percaya bahwa untuk bertemu dengan mereka, fans tak harus mengeluarkan uang, tanpa memandang kemampuan finansial. Karena tanpa fans, mereka tak ada artinya. Tapi langkah ini tentu berisiko, karena bisa mengurangi pendapatan mereka.

Jadi, Bagaimana Solusinya?

Apakah M&G harus dihapuskan? Atau mungkin ada cara lain buat artis mendapatkan penghasilan tanpa harus membebani fans? Ini pertanyaan besar yang belum ada jawaban pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun