Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ziarah ke Ngagel Bikin Kesel

13 Juli 2024   13:09 Diperbarui: 13 Juli 2024   15:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Google Maps: nugroho PASDS

Pernah punya pengalaman ziarah ke TPU Ngagel Rejo di Surabaya yang tadinya khusyuk malah jadi bete? Yakin deh, nggak cuma saya yang pernah ngalamin ini.

Bukan bete karena rame peziarah ya, tapi bete gara-gara orang-orang yang menawarkan jasa bersih-bersih makam dengan gaya yang menurut saya kelewat agresif. Alih-alih khusyuk mendoakan keluarga tercinta, kita malah dibuat kikuk dan terganggu dengan cara mereka.

Gimana nggak bete coba? Baru saja masuk gerbang di depan TPU, eh sudah langsung dibuntuti oleh orang-orang ini. Mending kalau cuma satu atau dua orang, bisa sampai sepuluh loh. Lah wong cuma membersihkan satu makam saja untuk apa orang sebanyak itu?

Yang bikin saya gregetan, nawarinnya tuh kayak nggak mau tahu situasi. Begitu menemukan makam yang saya cari, tanpa ba bi bu mereka langsung menyapu dan mencabuti rumput. Padahal saya tidak meminta mereka. Nyapunya ya cuma kosak-kosek saja, mencabut rumputnya asal-asalan, tidak ada yang melap batu nisannya, dan yang benar-benar kerja hanya beberapa orang saja.

Saat mendoakan almarhum, mereka juga tidak menyingkir dulu, melainkan manteng di dekat makam. Bayangkan, suasana yang seharusnya khusyuk dan bersifat privat ini jadi terganggu. Kita yang tadinya mau menangis karena sedih, jadi merasa canggung karena dikelilingi dan ditonton oleh orang-orang asing. Serius deh, ini bikin suasana hening ziarah jadi hilang seketika.

Mungkin ada yang bilang, "Yaelah, tinggal bilang nggak usah aja, kok repot." Memang sih, gampang ngomongnya. Tapi percayalah, mengeluarkan kata-kata penolakan itu kadang tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi kalau orangnya terus mengikuti kita bak predator yang mengincar mangsanya. Jadi serba salah, mau diam saja risih, ditolak juga rasanya kok nggak enak, dan mungkin juga tidak aman bagi si peziarah.

Saya mengerti, para tukang bersih-bersih makam ini sebenarnya cuma berusaha mencari nafkah. Mereka mungkin punya tanggungan keluarga yang harus dipenuhi. Tapi ada baiknya kalau cara menawarkan jasanya bisa lebih ditingkatkan lagi.

Mungkin dengan pendekatan yang lebih halus, ramah, dan bisa melihat situasi. Misalnya, alih-alih langsung nyapu, biarkan si peziarah berdoa dulu dengan khusyuk. Kalau memang ada peziarah yang butuh bantuan membersihkan makam, baru deh datangi dan tawarkan jasa dengan sopan.

Mencari Solusi Bersama

Selain itu, pihak pengelola TPU Ngagel mungkin bisa memberikan pengarahan khusus ke petugas kebersihan makam. Tentang bagaimana menawarkan jasa yang lebih halus dan ramah. Mungkin juga bisa kasih arahan soal kapan waktu yang tepat buat nawarin jasa.

Ziarah ke makam itu kan tujuannya buat berdoa dan mendoakan. Alangkah baiknya kalau suasana hening dan khusyuk bisa tetap terjaga. Jadi, tukang bersih-bersih makam dan para peziarah sama-sama bisa menjalankan aktivitasnya dengan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun