Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nama Aplikasi Resmi Pemerintah kok Vulgar

10 Juli 2024   14:15 Diperbarui: 10 Juli 2024   14:23 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dengar nama aplikasi buatan Pemerintah Daerah (Pemda) kayak SiPepek, SiMontok, SiSemok, Siska KU Intip atau SiPedo? Bikin bingung nggak, sih? Alih-alih memudahkan urusan warga, kok malah bikin ketawa (atau geleng-geleng kepala) ya? Yuk, kita bahas fenomena nama aplikasi Pemda yang kelewat "unik" ini.

Niatnya Memudahkan, Malah Bikin Salah Fokus

Kita sepakat lah ya, tujuan Pemda membikin aplikasi untuk mempermudah pelayanan publik. Warga bisa mengurus KTP, izin usaha, atau lapor keluhan lewat aplikasi. Simpel, efektif, dan kekinian! Tapi apa jadinya kalau nama aplikasinya malah bikin salah fokus atau terkesan vulgar?

Dari Mana Datangnya Nama-Nama Ini?

Asal-usul nama aplikasi daerah yang nyeleneh ini biasanya berasal dari fungsi aplikasinya itu sendiri. Misalnya, SiPepek yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Administrasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Lalu ada Siska Ku Intip, singkatan dari Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Inti-Plasma.

Niatnya sih efisien, tapi malah jadi ambigu. Bayangkan mau menyebutkan nama aplikasi ini ke teman. "Eh, besok saya mau mengurus SiPepek dulu nih." Jadinya malah gimana gitu, kan?

Dampak Negatif Nama Aplikasi yang Aneh

Dampak negatif dari nama aplikasi yang nyeleneh ini nggak bisa diremehkan. Pertama, citra pemerintah daerah bisa tercoreng. Kesannya si pembuat aplikasi itu pikirannya jorok.

Kedua, aplikasi jadi kurang kredibel. Nama yang nyeleneh bikin orang ragu-ragu, aplikasi ini resmi atau enggak, sih? Apalagi kalau kita bicara soal urusan penting kayak perizinan usaha atau pembayaran pajak. Kepercayaan masyarakat terhadap aplikasi jadi berkurang.

Kegagapan Menuju Modernisasi?

Bisa jadi, fenomena nama aplikasi yang nyeleneh ini juga menunjukkan kegagapan Pemda dalam beradaptasi dengan era digital. Niatnya sih mau modern dan kekinian, tapi eksekusinya malah kurang tepat. Padahal dalam dunia digital, kesan pertama itu penting banget. Nama aplikasi yang nyeleneh bisa membuat kesan pertama yang negatif dan bikin orang malas mengunduh aplikasinya.

Kreatif Boleh, Asal Sopan

Kita semua bangga sebagai orang Indonesia. Bahasa Indonesia adalah identitas kita. Nah, aplikasi Pemda kan fungsinya untuk melayani masyarakat Indonesia. Kenapa tidak sekalian gunakan nama yang baik dan benar sesuai kaidah Bahasa Indonesia?

Pemerintah daerah boleh saja kreatif dalam memberi nama aplikasi. Gunakan singkatan yang jelas dan mudah dimengerti. Misalnya, alih-alih SiPepek, mendingan pakai "SiapYankes" Jelas, informatif, dan nggak ambigu, kan?

Warga Juga Bisa Ikut Memberi Masukan

Selain Pemda yang harus lebih kreatif, warga juga bisa berperan aktif. Kalau menemukan nama aplikasi daerah yang "aneh," jangan diam saja. Sampaikan keluhan kalian ke saluran resmi Pemda tersebut. Siapa tahu masukan kamu bisa didengar dan nama aplikasinya diubah menjadi lebih baik.

Yuk, Wujudkan Aplikasi yang Keren dan Berguna!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun