Bagaimana jadinya kalau dunia kontes kecantikan kedatangan peserta yang bukan manusia, tapi juga bukan alien? Fanvue mewujudkan mimpi (atau mungkin mimpi buruk?) itu dengan Miss AI, bagian dari World AI Creator Awards (WAICAs)!
Ya, Miss AI adalah kontes kecantikan pertama di dunia untuk model buatan AI. Kompetisi inovatif ini merayakan kreativitas dan kecakapan teknis di balik persona influencer digital, dengan menilai para kontestan berdasarkan kecantikan, keterampilan teknis, dan pengaruh media sosial.
Para influencer digital saat ini punya pengaruh yang luar biasa. Mereka bisa jadi trendsetter, promotor brand, bahkan juru bicara opini publik. Tapi bagaimana jadinya kalau influencer tersebut bukan manusia, melainkan hasil ciptaan kecerdasan buatan?
Bagaimana standar cantik versi AI?
Konsep Miss AI memunculkan banyak pertanyaan menarik. Apa yang sebenarnya kita anggap sebagai 'cantik' dalam konteks kecantikan buatan AI? Apakah standar kecantikan manusia bisa begitu saja diterapkan ke dunia digital?
Perlu dicatat, konsep kecantikan dalam ranah AI tentu berbeda jauh dengan standar kecantikan manusia. Juri tidak akan terpaku pada proporsi wajah ideal atau bentuk tubuh tertentu. Justru, mereka mencari model AI yang punya aura dan daya tarik tersendiri, yang sesuai dengan persona yang diciptakan.
Para juri Miss AI tentu punya kriteria tersendiri. Mereka akan menilai estetika visual model AI, kesesuaiannya dengan target audience, dan tentu saja kemampuannya untuk memikat dan berinteraksi dengan pengikut media sosial.
Aspek teknis juga menjadi sorotan penting. Juri akan menilai kecanggihan teknologi yang digunakan untuk menciptakan model AI, serta kemampuannya untuk menampilkan emosi dan ekspresi secara realistis.
Kreativitasnya tidak terbatas
Wah, jadi penasaran kan bagaimana para kontestan Miss AI ini beraksi di media sosial? Pastinya mereka tidak bisa asal posting foto selfie atau endorse produk terbaru, dong. Konten yang mereka buat harus kreatif, informatif, dan tentunya, relevan dengan persona yang mereka usung.