Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Serunya Warrior, Karya Bruce Lee yang Terlambat 50 Tahun

15 Mei 2024   11:34 Diperbarui: 15 Mei 2024   11:36 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/warrioronnetflix

Sebagai penggemar film laga, saya gembira sekali saat mengetahui ada serial "Warrior" di Netflix. Ya maklum, saya tidak berlangganan Netflix makanya review-nya sudah telat banget. Apalagi, katanya serial ini sebenarnya adalah ide orisinal mendiang Bruce Lee yang baru bisa diproduksi puluhan tahun kemudian.

Bruce Lee menulis cerita ini di akhir tahun 60-an tapi tidak pernah diwujudkan dalam bentuk apapun. Di 2007, sutradara Justin Lin mulai menggali tentang karya-karya Bruce Lee. Di 2019, bersama Jonathan Tropper dan Shannon Lee (putri dari Bruce Lee), mereka memulai musim pertama "Warrior" di jaringan televisi Max yang kemudian diambilalih oleh Netflix.

Latar belakang cerita

Benar saja, ekspektasi saya tidak meleset! "Warrior" mengajak kita terjun ke San Francisco sekitar 1878, saat panas-panasnya Perang Tong. Tong adalah organisasi atau perkumpulan rahasia di kalangan imigran Tionghoa di Amerika Serikat, khususnya di kota-kota seperti San Francisco dan Los Angeles. Organisasi-organisasi ini, yang berasal dari Tiongkok, pada awalnya dibentuk untuk memberikan perlindungan dan dukungan kepada para anggotanya, yang menghadapi diskriminasi dan tindakan kriminal baik dari dalam komunitas mereka sendiri maupun dari populasi kulit putih yang dominan.

Seiring berjalannya waktu, beberapa Tong berkembang menjadi organisasi kriminal yang terlibat dalam kegiatan ilegal seperti perdagangan opium, perjudian, dan prostitusi, yang mengarah pada konflik kekerasan antar Tong yang saling bersaing.

Cerita "Warrior" berkisah tentang seseorang bernama Ah Sahm, ahli bela diri asal Tiongkok yang menyeberang ke Amerika untuk mencari adiknya yang hilang. Sayangnya, dia malah terseret konflik brutal antar-geng di Chinatown dengan bergabung ke sebuah Tong bernama Hop Wei.

Yang membuat "Warrior" juara di mata saya adalah koreografinya. Adegan pertarungannya brutal, realistis, dan tidak menggunakan jurus terbang-terbangan ala film kungfu kebanyakan. Lebih ke adu pukul jarak dekat yang intens dan menguras emosi. Melihat Ah Sahm bertarung benar-benar membayangkan bagaimana rasanya adu kekuatan secara brutal.

Selain itu, "Warrior" tidak hanya menjual tampang. Serial ini juga memberikan cerita berlapis yang menceritakan soal diskriminasi imigran Asia di Amerika, perebutan kekuasaan, dan tentunya, ikatan keluarga yang kuat. Penonton akan diajak merasakan bagaimana perjuangan Ah Sahm melawan prasangka dan kekerasan.

Ada Joe Taslim

Oh iya, berbicara soal pemeran, "Warrior" tidak tanggung-tanggung. Ada Andrew Koji yang karismatik sebagai Ah Sahm dan aktor beladiri legendaris Mark Dacascos yang muncul di musim ketiga. Lalu ada aktor Indonesia kebanggaan kita, Joe Taslim berperan sebagai Li Yong, yang tampil gahar sebagai kaki tangan pemimpin Tong. Akting mereka mantap, membuat kita ikut panas saat mereka sedang bertarung.

instagram.com/warrioronnetflix
instagram.com/warrioronnetflix

Sebagai pencinta film laga, jujur saya merasa sedih tapi senang saat menonton "Warrior". Sedihnya karena ide keren ini baru bisa dieksekusi lama setelah Bruce Lee wafat. Senangnya karena akhirnya visi beliau tetap bisa dinikmati walau terlambat.

Jadi, bagi yang sedang mencari serial aksi yang seru, "Warrior" wajib masuk daftar tontonan! Tetapi ingat, serial ini khusus dewasa karena banyaknya adegan kekerasan yang cukup intens dan adegan seks. Jadi, pastikan sudah cukup umur sebelum menontonnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun