Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebih Penting Rasa atau Foto? Membongkar Tren Ngopi Estetik

14 Mei 2024   12:30 Diperbarui: 14 Mei 2024   12:31 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Esranur  Kalay: www.pexels.com

Ngaku saja, semua pasti memiliki minimal satu teman yang hobi mem-posting foto ngopi estetik di Instagram? Foto latte art yang cantik, cangkir kopi yang diletakkan di atas novel klasik yang sudah tiga bulan tidak kelar dibaca, atau kopi yang nongkrong manis di depan pemandangan matahari terbit. Semuanya tertata rapi, estetik, dan pastinya Instagrammable sekali.

Jangan salah paham, tidak ada yang salah dengan hobi berfoto. Lagipula, kopi memang minuman yang nikmat dan bisa menjadi penyemangat suasana hati. Tetapi, tren ngopi estetik ini sudah sampai ke level yang kadang membuat saya berpikir, "Sempat-sempatnya mengatur properti seperti itu sebelum menikmati kopi?"

Bayangkan saja, sedang asyik menikmati kopi di kafe yang nyaman, tiba-tiba teman kamu mengeluarkan kamera atau ponselnya. Dia sibuk mengatur posisi cangkir kopi, mengumpulkan bunga kering yang entah dari mana asalnya, sampai memeriksa bayangannya di sendok.

Lalu bagaimana dengan editan foto yang sangat "berkilau"? Aslinya menikmati kopi di warung pinggir jalan, tetapi diedit menggunakan filter yang membuat terlihat seperti sedang nongkrong di kafe ala Paris. Cangkir kopi yang biasa saja, disulap menjadi cangkir keramik vintage yang harganya bisa untuk membeli kopi sebulan. Kreatif memang, tetapi mengapa harus seperti itu?

Saya tidak melarang kamu untuk berfoto ngopi estetik. Silakan saja berkreasi. Tetapi ingat, kopi itu minuman yang dinikmati, bukan hanya pajangan untuk foto. Lagipula, kenikmatan menikmati kopi yang sesungguhnya itu saat menyeruputnya sambil mengobrol dengan teman, membaca buku, atau sekadar melamun.

Nah, daripada sibuk mengatur properti foto sampai kopi jadi dingin, lebih baik kita membahas hal lain yang lebih penting. Misalnya, bagaimana rasa kopi yang kamu minum itu? Apakah aromanya harum? Kering atau creamy? Atau malah pahitnya minta ampun? Berbagi pengalaman rasa kopi yang jujur justru lebih menarik dan bermanfaat bagi pembaca, lho.

Lagipula, menurut saya yang membuat menikmati kopi itu estetik bukan hanya dari tampilannya saja. Suasana kafe yang nyaman, obrolan yang seru, atau momen quality time bersama orang tersayang. Itulah yang benar-benar estetik dan membuat menikmati kopi menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.

Jadi, lain kali saat menikmati kopi jangan hanya fokus pada foto-foto estetik ya. Nikmatilah kopinya, rasakan aromanya, dan nikmati momen kebersamaan. Karena pada akhirnya, kenangan menikmati kopi yang paling manis itu bukan yang ada di feed Instagram, tetapi yang tersimpan di dalam hati.

Kalian tim "ngopi estetik" atau tim "ngopi apa adanya"? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar ya! Sekalian ceritakan juga pengalaman menikmati kopi kalian yang paling berkesan. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi bagi pembaca lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun