Entah apa tujuan awal tren ini, tapi menurut saya, ini adalah bentuk kritik sosial yang cerdas. China memiliki populasi yang besar, dan isu keamanan pangan kerap menjadi perhatian. Tren tumis kerikil ini bisa jadi menyindir maraknya makanan "abal-abal" yang sebenarnya tidak layak konsumsi.
Apakah saya akan mencoba es bakar atau tumis kerikil jika ada kesempatan? Terus terang, untuk saat ini saya belum berani. Tapi tren kuliner aneh ini memberi kita perspektif baru. Makanan tidak melulu soal rasa, tapi juga bisa menjadi media ekspresi, entah itu kreativitas atau kritik sosial.
Jadi lain kali jika kamu melihat tren kuliner yang aneh, jangan langsung mencibir. Coba lihat lebih dalam, mungkin ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan. Siapa tahu, di balik keanehan tersebut tersimpan ide-ide segar yang bisa membawa dunia kuliner ke arah yang lebih menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H