Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Fenomena Artis Nyaleg, Popularitas vs Kapasitas

25 Februari 2024   11:40 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:06 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Popularitas artis nyaleg. (Sumber: KOMPAS/SPY)

Sebagian menilai kehadiran para figur publik ini dapat membawa angin segar dan mewakili suara kaum milenial di parlemen. Sebagian lainnya justru skeptis dan menganggap para selebriti cuma memanfaatkan popularitas tanpa kapasitas yang memadai.

Menjamurnya fenomena artis jadi caleg ini sesungguhnya mengindikasikan bahwa kini politik praktis sudah menjadi bagian dari industri hiburan. Partai-partai politik pun kini tak segan menggandeng artis dan selebriti demi meraih suara pemilih muda yang haus hiburan.

Pertanyaannya, apakah menghibur konstituen dengan menghadirkan figur publik di parlemen merupakan strategi yang tepat? Atau justru hal ini hanya akan menciutkan makna politik yang sesungguhnya tentang memperjuangkan kepentingan rakyat?

Di satu sisi, dukungan artis bisa membuat partai terlihat lebih friendly dan dekat dengan anak muda. Apalagi jika artis tersebut memang punya kapasitas dan kemauan untuk bekerja keras mewakili suara rakyat di parlemen.

Namun di sisi lain, membanjiri parlemen dengan artis juga berisiko membuat politik sekadar seperti dunia entertainment yang dipenuhi selebriti. Ini tentu akan menggerus makna politik sebagai jalur perjuangan memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lantas apa solusinya? Tentu saja keseimbangan dan moderasi. Artis boleh saja berperan di dunia politik selama mereka punya kapasitas dan kemauan memperjuangkan aspirasi rakyat. Selebihnya, figur politisi profesional tetap diperlukan demi menjaga khitah perjuangan politik yang sesungguhnya.

Dengan begitu politik tidak sekadar soal hiburan semata, tapi tetap bisa fokus memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia agar lebih sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun