Saya bukanlah orang yang pro dengan hidup melajang. Saya juga bukan orang yang pro dengan pernikahan. Saya adalah orang yang pro dengan apa yang terasa baik untuk diri saya sendiri.
Untuk beberapa orang, hidup sendiri tanpa pasangan jadi jalan terbaik. Untuk sebagian orang, menjalani hidup bersama pasangan hingga akhir hayat juga jadi yang terbaik.
Seringkali kita beranggapan bahwa semua orang harus menikah dan memiliki pasangan. Anggapan ini tentu tidak seluruhnya benar, karena pada kenyataannya banyak orang yang merasa bahwa hidup sendiri tanpa pasangan adalah pilihan yang lebih baik bagi mereka.
Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk menilai bahwa pilihan keputusan orang lain harus selaras dengan nilai-nilai yang kita yakini. Tanpa kita sadari, kita kerap kali berupaya menjadikan pendapat pribadi kita sebagai kebenaran mutlak yang harus dipegang setiap orang.
Padahal, tidak ada pilihan hidup yang paling benar untuk semua orang. Setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing, dan yang paling mengetahui apa yang terbaik adalah masing-masing pribadi itu sendiri.
Tiap orang berhak memutuskan jalan mana yang dinilai terbaik untuk dirinya sendiri. Tidak perlu rasa malu atau ragu jika keputusan itu berbeda dengan pandangan dan nilai yang dianut orang kebanyakan.
Alasan untuk tidak menikah
Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2023, persentase penduduk wanita dan laki-laki usia 15-49 tahun, 30 persen wanita dan 43 persen laki-laki statusnya masih belum kawin.
Angka ini cukup signifikan dan menunjukkan bahwa memilih untuk tidak menikah bukanlah hal yang tidak wajar.
Lalu mengapa beberapa orang memilih untuk tetap single dan tidak menikah? Ada berbagai alasan di baliknya, di antaranya adalah:
1. Ingin fokus membangun karir
Memilih untuk tidak menikah adalah kunci agar bisa lebih fokus dalam pekerjaan dan pencapaian karirnya.
2. Menghindari drama rumah tangga
Single life bagi sebagian orang dipandang lebih praktis dan minimal drama. Tanpa pasangan, mereka bebas melakukan apa pun sesuka hati.
3. Trauma masa lalu
Pengalaman buruk masa lalu seperti perceraian orang tua, kekerasan dalam rumah tangga, atau hubungan asmara yang berakhir tragis bisa jadi penyebab trauma sehingga enggan menjalin komitmen baru.
4. Belum menemukan pasangan ideal
Beberapa orang melajang karena memang belum menemukan orang yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Daripada asal memilih dan berujung perceraian, lebih baik menunggu sampai menemukan jodoh yang pas.
Tidak ada pilihan yang benar atau salah
Meski demikian, tentu saja ada banyak orang yang merasa bahwa menikah dan memiliki keluarga adalah tujuan hidup tertinggi.
Bagi pasangan yang bahagia, hidup berumah tangga bersama orang terkasih hingga maut memisahkan adalah anugerah terindah yang layak diperjuangkan seumur hidup. Ini adalah pilihan yang sama mulianya dengan single life, dan patut dihormati.
Maka dari itu, tidak ada pilihan model hidup yang paling benar untuk setiap orang. Kita tidak berhak menghakimi atau memaksakan cara pandang kita tentang pernikahan atau status single pada orang lain yang memiliki kondisi dan situasi berbeda.
Di sinilah letak pentingnya membangun sikap terbuka, tanpa prasangka, dan tanpa kecenderungan untuk menghakimi orang lain hanya karena memilih jalan hidup yang berbeda dengan kita.
Yang terpenting adalah setiap pilihan diambil dengan penuh kematangan dan tanggung jawab demi kebahagiaan diri sendiri maupun pasangan. Selama tidak merugikan pihak lain, setiap orang berhak menentukan model hidup yang dirasa paling sesuai bagi dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H