Hari ini, event Jakarta Fair 2023 akan berakhir. Event yang dimulai sejak 14 Juni 2023 di JI Expo Kemayoran ini adalah pameran dagang dan hiburan terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara, yang diadakan setiap tahun untuk merayakan ulang tahun kota Jakarta.
Tapi sejujurnya, saya merasa Jakarta Fair itu isinya monoton, selalu begitu-begitu saja. Setiap tahun, saya melihat hal-hal yang sama: stan-stan produk, wahana permainan, pertunjukan musik, dan makanan-makanan khas. Tidak ada yang baru dalam beberapa tahun ini.
Saya bahkan bisa menebak apa yang akan saya lihat di sana sebelum saya sampai. Sebab letak dari stan yang ada tahun ini kemungkinan besar sama dengan tahun lalu. Entah itu merupakan strategi dari pihak penyelenggara atau bagian dari kemonotonan itu.
Pengunjungnya juga sama. Untuk mengetahui bahwa seseorang baru saja berkunjung ke Jakarta Fair, lihat saja bawaannya. Pasti mereka bawa minimal satu paket berisi snack yang harganya Rp10.000 atau membawa helm baru.
Tapi anehnya, setiap tahun saya dan keluarga pasti mengunjungi Jakarta Fair. Entahlah, mungkin karena saya sudah terbiasa dengan rutinitas itu atau ingin meluapkan nafsu konsumtif dengan membeli barang-barang yang sebenarnya juga mudah dicari di luar PRJ.
Saya berharap ada lebih banyak inovasi dan variasi dalam acara ini. Selain itu ada beberapa saran yang bisa saya berikan kepada penyelenggara Jakarta Fair agar lebih baik di tahun-tahun berikutnya:
Tingkatkan keamanan. Hal yang dikeluhkan pengunjung adalah banyaknya copet yang berkeliaran. Petugas keamanan di sana sepertinya hanya berjaga di pintu masuk tiap hall, tidak ada petugas yang keliling. Mungkin pihak penyelenggara bisa menugaskan keamanan yang berkeliling menyamar sebagai pengunjung untuk memburu para pencuri dompet dan HP ini. Â
Parkir dan kemacetan. Coba tanyakan ke warga sekitar JI Expo. Pasti mereka mengeluh akan kemacetan saat ada Jakarta Fair, apalagi ketika akhir pekan. Mobil-mobil parkir di sepanjang Jalan Benyamin Suaeb karena lahan parkir yang ada di dalam JI Expo tidak bisa lagi menampung. Akibatnya jalan pun macet. Â Â Walau sudah dianjurkan untuk menggunakan transportasi umum berupa bus TransJakarta, masih banyak yang memilih menggunakan kendaraan pribadi dengan beragam alasan. Nggak salah juga, karena transportasi umum menuju ke sini juga masih belum sempurna, hanya bisa menggunakan TransJakarta. Â Â Â
Bagi yang menggunakan Commuter Line, harus turun di Stasiun Rajawali dan dilanjutkan dengan berjalan kaki yang lumayan jauh. Seharusnya PT Jakarta International Expo sebagai pihak penyelenggara Jakarta Fair bisa menyediakan bus wara-wiri gratis dari Stasiun Rajawali ke pintu masuk terdekat (pulang pergi). Toh, tiket yang dibayarkan pengunjung juga sudah cukup mahal, rasanya layak jika ada layanan tambahan semacam ini.
Perluas area konser. Salah satu daya tarik Jakarta Fair adalah penampilan musisi yang berbeda-beda tiap harinya. Jika di hari itu ada penampilan musisi yang kebetulan fansnya cukup banyak, pasti tiketnya susah dicari. Entah karena sold out atau sudah dikuasai calo. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya orang yang mencari maupun menjual tiket masuk + konser di akun Instagram @jakartafairid. Dengan memperluas area konser, tiket yang bisa dijual bisa lebih banyak Â