Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(PART 1) Buka Webinar PAJ (Perhimpunan Alumni Jerman), Ganjar Pranowo sebut programnya "Intip Orang Hamil' jadi perbincangan

27 April 2021   01:20 Diperbarui: 7 Mei 2021   06:12 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Jawa Tengah 2 periode Ganjar Pranowo-pun melanjutkan acara setelah diminta oleh Host untuk memberikan sambutannya dan kemudian membuka secara resmi kegiatan ini.

Ganjar yang hadir dengan menggunakan  kaos sleeves bertuliskan "MASKERAN KEREN" dengan santai dan rendah hati mengatakan kegembirannya dan kebaggaannya karena bisa diundang dan hadir di acara yang sangat Keren, karena berada di tengah-tengah para warga negara Indonesia yang bisa membanggakan bangsanya di luar negeri khususnya Jerman. Walau sedikit ia menyinggung kasus soal "deklarasi" Nabi ke-26 di Jerman, yang dilakukan warganya.

screenshot webinar
screenshot webinar

Ia kemudian bercerita panjang lebar mengenai "gejolak" yang terjadi terkait perempuan dan keluarga di wilayah yang dipimpinnya selama ini, terlebih di masa pandemi akhir-akhir ini.

Kondisi kesehatan dan tekanan ekonomi yang hadir, menjadi PR (pekerjaan rumah) yang sangat signifikan terutama sudah tertanamnya kesan fasilitas kesehatan yang buruk di wilayahnya, sehingga banyak ibu hamil dan janin yang dikandung meninggal dikarenakan tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap tenaga medis. Dukun-lah yang akhirnya menjadi pilihan utama. Hal-hal tadi justru diketahui sebelumnya oleh pihak luar yakni UN (United Nations  PBB), sehingga ia dan jajarannya dengan sigap menanggapi dan mengadakan pendekatan ke masyarakat, merubah asumsi yang beredar bahwa sebenarnya pelayanan kesehatan di Jawa Tengah sudah sangat baik. Dan akhirnya penurunan tingkat kematian tadi bisa ditekan, setelah jalur komunikasi yang sebelumnya "rusak" diperbaiki melalui program "Ngintip Orang Hamil" yang langsung jadi perbincangan. Program yang mengurusi ibu hamil dengan "memantau" secara baik oleh dinas terkait untuk memastikan kesehatan, asupan gizi, dan waktu serta transport menuju kelahiran nanti.

Masa pandemi, yang membuat banyak lapangan kerja hilang dan makin sulitnya mencari pekerjaan juga berdampak tinggi pernikahan di usia muda. Dimana efeknya adalah kehamilan di usia sangat dini juga menjadi penentu tambahan rentannya kematian. Pekerjaan tambahan menjadi bertambah dengan mengadakan kampanye-kampanye khusus agar perlakuan orang tua dan kesadaran anak-anak usia sekolah ini untuk tidak melakukan pernikahan di usia muda agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya soal kehamilan.


Kemudian Ganjar melanjutkan "curhat"nya, dimana selain segi kesehatan ia juga mendapati bahwa untuk bisa pemerintahannya lebih menyerap aspirasi masyarakat, ia merubah sistem yang sebelumnya masyarakat yang harus mendatangi pemerintah dirubah total dimana kali ini, pemerintah justru yang mendekati masyarakatnya. Dan dengan hal inilah terjadi banyak perubahan, dimana sebelumnya banyak kasus tidak bisa terselesaikan. Ia mencontohkan dimana ada seorang ibu yang merupakan seorang nelayan, hidupnya "mandeg" karena di KTPnya tertulis ibu rumah tangga; yang selama ini ia berusaha merubah status KTPnya tadi menjadi NELAYAN. Dan terbukti, setelah difasilitasi oleh sang Gubernur ibu nelayan tadi menjadi jauh lebih produktif karena bisa mendapat akses permodalan, pelatihan, bantuan, dan lainnya.

Maka dari itu, kemudian Ganjar memberikan prioritas khusus kepada 3 kriteria masyarakat, yakni Wanita, Difabel, dan anak-anak, karena selama ini ternyata 3 golongan ini sering terpinggirkan, padahal di tiga golongan ini justru mampu menguak apa yang terjadi sebenarnya di lapangan. Sehingga diharapkan jika golongan ini bisa dibantu, difasilitasi, akan mampu menurunkan tingkat "complain" di masyarakat.

Kurang lebih 15 menit Ganjar membagi "kisah"nya selama menjabat di Jawa Tengah. Ia berharap para Alumni Jerman juga mampu mengedepankan kepentingan bangsa, salah satunya Ganjar membuka kerjasama dengan PAJ (Perhimpunan Alumni Jerman) untuk merealisasikan dalam bentuk apapun demi kepentingan bersama.

Akhirnya sesi Ganjar-pun ditutup dengan kemudian membuka Webinar secara resmi, dan memberikan lebih besar waktu bagi para pembicara dan peserta untuk berdiskusi secara luas.

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun