Panas hari ini memang lebih menyengat dibanding biasanya. Suhu di dashboard menunjukkan angka 41 derajat celcius, artinya kalau ada toleransi naik turun 2 derajat, mungkin suhunya 39 atau malah 43 derajat!.
Entahlah, jika saat masih kecil di sekolah dan lingkungan kita jika memasuki bulan berakhiran "BER", artinya sudah mulai masuk musim penghujan.
Sehari-hari saya dan teman-teman disekolah dibekali payung atau jas hujan lengkap dengan sepatu boot karet, selain bekal makanan ke sekolah.
Namun, sekitar 1 dekade ke belakang, "BER" tadi rasanya sudah tidak berpengaruh terhadap musim yang terjadi di negara ini.
***
Setelah habis 1 gelas besar Es Susu Kacang yang cukup dingin dan segar, tenggorokan ini rupanya masih menjerit minta sesuatu yang tidak dingin namun juga bisa menyegarkan badan dan terutama mata yang terasa berat sekali minta dipejamkan sambil rebahan, sayangnya waktu sholat Dhuhur masih 1,5 jam lagi sehingga target karpet masjid terdekat masih jauh dari bayangan.
Rujak yang satu ini tampilannya beda dengan rujak lainnya. Namanya yang unik Rujak Bebeg, sering juga ditulis dan dikenal dengan Rujak Tumbuk atau Rujak Bebek ini diproses dengan cara dibebeg (ditumbuk) bersama bumbunya.
Jadi penampilannya agak sedikit mirip bubur namun lebih kasar, karena memang dihancurkan namun tidak sampai halus. Tapi rasanya... jangan ditanya, bikin rindu gaes! Pedas, segar, dan sepatnya itu bikin nagih.
Biasanya, rujak yang dikenal sebagai rujak khas Cirebon Jawa Barat ini dijajakan dengan dipanggul sama si emang-nya, namun kini ada juga beberapa yang menjajakan dengan cara didorong dengan gerobak kecil, atau bahkan jadi satu dengan jajanan khas Cirebon lainnya, yakni Tahu Gejrot.
***
Rujak Bebeg ini, tidak menggunakan buah-buahan matang atau berair banyak layaknya tukang rujak potong. Rujak Bebeg menggunakan buah-buahan yang sifatnya keras/bahkan belum matang, agar ketika ditumbuk tidak hancur/becek. Itulah mengapa rujak khas ini berasa asam, manis, sekaligus sepet.
Bumbu Rujak Bebeg langsung dimasukkan bersamaan dengan buahnya dan ditumbuk dalam alu (ruang tumbuk)nya, yaitu sedikit terasi, garam secukupnya, gula merah yang diiris halus, asam jawa, dan cabe rawit tentunya jika ingin juga ada rasa pedas di lidah.
***
Sambil menikmati sajian rujak yang sudah jadi, Saya berkesempatan ngobrol dengan sang penjual yang baru mulai menimum Es Susu Kacangnya, karena tadi tertunda gara-gara memilih untuk membuatkan pesanan rujak saya terlebih dahulu.
Menurutnya, ada 2 perbedaan antara rujak Bebeg yang berasal dari Cirebon dengan dari Indramayu, atau bahkan menurutnya ada pula rujak bebeg yang sudah dimodifikasi yang berasal dari Bogor, bahkan Betawi.