Fransiskus dikenal dengan upayanya yang berani untuk mereformasi Gereja Katolik, mulai dari masalah keuangan hingga menangani skandal pelecehan seksual yang mengguncang gereja. Ia juga menjadi suara yang lantang dalam mempromosikan perdamaian, dialog antaragama, dan perlindungan terhadap lingkungan. Pernyataan dan aksinya sering kali membuat geger, termasuk kritik tajam terhadap kapitalisme yang tak terkendali dan seruan untuk hidup lebih berempati kepada kaum miskin.
Pemimpin dengan Sentuhan Manusiawi
Apa yang membuat Paus Fransiskus sangat dicintai adalah pendekatan humanis dan rendah hatinya. Ia kerap terlihat berinteraksi dengan orang-orang biasa, mencium kaki para tahanan, memeluk orang sakit, dan meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita-cerita kecil yang mungkin bagi kebanyakan orang tak berarti. Sikap inilah yang membuatnya menjadi pemimpin rohani yang benar-benar berbeda dan dicintai oleh banyak kalangan, tidak hanya umat Katolik.
Kontroversi dan Kritik: Tak Semua Menyukainya
Walaupun sangat populer, Paus Fransiskus juga bukan tanpa kontroversi. Beberapa kelompok konservatif dalam Gereja mengkritik pendekatannya yang dianggap terlalu longgar dan terlalu mendekat kepada ajaran progresif. Pernyataan-pernyataannya tentang LGBTQ+, perubahan iklim, dan imigrasi sering kali menjadi bahan perdebatan di kalangan internal gereja maupun publik.
Warisan yang Ditinggalkan: Masa Depan Gereja Katolik di Tangannya
Dengan berbagai langkah reformasinya, Paus Fransiskus berupaya membuat Gereja Katolik lebih relevan di era modern. Ia telah membuka banyak dialog baru dan menunjukkan bahwa Gereja dapat berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Meski begitu, tantangan tetap ada, dan hanya waktu yang akan membuktikan seberapa besar dampak dari kepemimpinannya terhadap masa depan Gereja Katolik.
More than just as Head of the Catholic ChurchÂ
Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin Gereja Katolik, tetapi juga simbol dari perubahan, kesederhanaan, dan kasih sayang di era modern. Kehidupan dan kepemimpinannya menjadi bukti bahwa bahkan institusi yang sudah berusia ribuan tahun pun dapat berubah, dan terkadang, perubahan itu datang dari tempat yang tidak terduga---dari seorang anak imigran yang tumbuh di sudut kota Buenos Aires.
Apakah Paus Fransiskus akan diingat sebagai reformis besar yang mengubah wajah Gereja Katolik? Atau akankah dia menghadapi perlawanan yang justru menghambat misinya? Hanya waktu yang akan memberi jawabannya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H