Kemang, sebuah kawasan yang kini menjadi salah satu pusat gaya hidup dan hiburan di Jakarta, memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Terletak di Jakarta Selatan, Kemang dahulu merupakan sebuah desa yang tenang dan terpencil.Â
Bagaimana kawasan ini berkembang dari sebuah daerah terpencil menjadi salah satu kawasan paling bergengsi di Jakarta? Mari kita telusuri sejarah dan transformasi Kemang yang memukau.Â
Sejarah dan Asal Usul Kemang
Nama "Kemang" berasal dari kata "Kemang," yang dalam bahasa Betawi berarti  pohon buah sejenis mangga dengan bau yang harum menusuk dan rasa yang masam manis.Â
Pohon Kemang (Mangifera kemanga) berdaun bertangkai pendek dan tepi daun yang menyempit di pangkal. Buah kemang yang matang berwarna coklat dan hijau kusam, dan berbincul di pangkalnya.Â
Dahulu, daerah ini memang dipenuhi oleh pohon-pohon kemang/mangga yang rimbun, menjadikannya salah satu kawasan yang hijau dan sejuk di tengah hiruk-pikuk ibu kota.
Pada zaman kolonial Belanda, Kemang masih merupakan daerah pedesaan dengan hamparan kebun dan ladang yang luas.Â
Hanya ada beberapa rumah penduduk, dan jalan-jalan yang ada masih berupa jalan tanah yang berdebu saat kemarau dan berlumpur saat hujan. Pada masa itu, Kemang dianggap sebagai wilayah yang terpencil dan belum berkembang.
Transformasi dan Perkembangan
Perubahan besar mulai terjadi pada tahun 1970-an ketika Jakarta mengalami ekspansi besar-besaran. Kemang yang dulu sepi mulai dilirik oleh para pengembang dan pendatang yang mencari suasana tenang namun masih dekat dengan pusat kota.Â