Mohon tunggu...
Mangunsong Rully
Mangunsong Rully Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati SosPolEkBud

Pemerhati dan Penggiat Sosial Politik Ekonomi Budaya (SosPolEkBud)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menggali Sejarah Rupiah: Jejak Perjalanan Mata Uang Indonesia

11 Juni 2024   20:21 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:49 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bi.go.id/id/layanan/museum-bi/koleksi-museum/default.aspx

Menggali Sejarah Rupiah: Jejak Perjalanan Mata Uang Indonesia

Asal Usul Rupiah: Dari Masa Kolonial Hingga Kemerdekaan

Rupiah, mata uang resmi Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan berliku sejak zaman kolonial hingga menjadi simbol kedaulatan bangsa. Nama "Rupiah" sendiri berasal dari kata "rupee," mata uang India, yang diperkenalkan oleh pedagang dan penjelajah dari India yang datang ke kepulauan Nusantara pada masa lampau.

Pada masa kolonial Belanda, Hindia Belanda menggunakan gulden sebagai mata uang resmi. Namun, perubahan besar terjadi saat Jepang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II (1942-1945). Jepang memperkenalkan mata uang sendiri yang dikenal sebagai "uang Jepang" atau "Gulden Jepang." Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, pemerintah Indonesia memperkenalkan mata uang baru yang disebut "Oeang Republik Indonesia" (ORI) pada 1946. Ini menandai awal mula lahirnya Rupiah sebagai mata uang nasional.

Perjalanan Rupiah: Dari ORI ke Rupiah Modern

Penggunaan ORI tidak berlangsung lama. Pada 2 November 1949, pemerintah memperkenalkan Rupiah sebagai mata uang resmi menggantikan ORI. Nilai tukar awalnya adalah 1 Rupiah setara dengan 50 ORI. Rupiah kemudian menjadi alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.

Perjalanan Rupiah tak selalu mulus. Pada tahun 1959, Indonesia mengalami devaluasi besar-besaran untuk mengatasi inflasi yang tinggi. Pada dekade berikutnya, Rupiah terus mengalami fluktuasi nilai akibat berbagai krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia.

Reformasi dan Stabilitas Rupiah

Reformasi pada akhir 1990-an membawa perubahan besar bagi Rupiah. Krisis moneter Asia 1997-1998 membuat Rupiah terdevaluasi drastis dari sekitar 2.000 Rupiah per Dolar AS menjadi lebih dari 15.000 Rupiah per Dolar AS dalam waktu singkat. Krisis ini mendorong pemerintah untuk melakukan reformasi ekonomi besar-besaran, termasuk perbaikan kebijakan moneter dan fiskal.

Bank Indonesia (BI), sebagai bank sentral, memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas Rupiah. Salah satu langkah signifikan adalah pengenalan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang memberikan BI independensi dalam menjalankan kebijakan moneter.

Hal Menarik Tentang Rupiah

  1. Rupiah Plastik: Pada tahun 2017, Bank Indonesia memperkenalkan uang kertas baru dengan bahan polymer untuk pecahan Rp 75.000 sebagai peringatan kemerdekaan Indonesia ke-75. Uang ini lebih tahan lama dan sulit dipalsukan dibandingkan dengan uang kertas biasa.

  2. Desain dan Ciri Keamanan: Desain Rupiah selalu mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. Misalnya, pada uang kertas edisi 2016, terdapat gambar pahlawan nasional, tarian tradisional, dan pemandangan alam Indonesia. Ciri keamanan seperti watermark, benang pengaman, dan tinta berubah warna juga diperbarui untuk mencegah pemalsuan.

  3. Mata Uang Digital: Dalam menghadapi era digital, Bank Indonesia sedang menjajaki kemungkinan penerbitan Rupiah digital (Central Bank Digital Currency/CBDC) untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mengakomodasi perkembangan teknologi keuangan.

Kesimpulan

Rupiah bukan sekadar alat tukar, tetapi juga lambang identitas dan kedaulatan Indonesia. Dari masa kolonial hingga era digital, Rupiah terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Perjalanan panjang ini menunjukkan betapa pentingnya Rupiah dalam kehidupan ekonomi dan sosial bangsa Indonesia. Dengan memahami sejarah dan dinamika Rupiah, kita dapat lebih menghargai peran penting mata uang ini dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih stabil dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun