Mohon tunggu...
Mangunsong Rully
Mangunsong Rully Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati SosPolEkBud

Pemerhati dan Penggiat Sosial Politik Ekonomi Budaya (SosPolEkBud)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keberanian Menyampaikan Kebenaran: Tindakan Mulia di Era Informasi

10 Juni 2024   12:54 Diperbarui: 10 Juni 2024   12:54 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberanian Menyampaikan Kebenaran: Tindakan Mulia di Era Informasi

Di era informasi yang serba cepat dan penuh dengan berbagai pandangan serta opini, menyampaikan kebenaran menjadi tindakan yang semakin penting namun sering kali menantang. Keberanian untuk menyampaikan kebenaran bukan hanya menunjukkan integritas seseorang, tetapi juga menjadi fondasi bagi masyarakat yang sehat dan demokratis. Berikut adalah beberapa contoh menarik tentang bagaimana keberanian untuk menyampaikan kebenaran telah mengubah hidup banyak orang dan masyarakat luas.

1. Edward Snowden: Mengungkapkan Program Pengawasan NSA

Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, membuat keputusan yang sangat berani ketika ia membocorkan dokumen rahasia yang mengungkap program pengawasan massal pemerintah AS. 

Meskipun tindakannya dianggap sebagai pengkhianatan oleh sebagian pihak, banyak orang di seluruh dunia menganggapnya sebagai pahlawan yang berani mengungkapkan pelanggaran privasi yang masif. Tindakan Snowden memicu perdebatan global tentang privasi, keamanan, dan kebebasan informasi.

2. Malala Yousafzai: Suara Perempuan untuk Pendidikan

Malala Yousafzai, seorang aktivis Pakistan, menentang Taliban dan berbicara tentang hak pendidikan untuk anak perempuan. Pada usia 15 tahun, ia ditembak oleh militan Taliban karena keberaniannya menyampaikan kebenaran dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Keberaniannya tidak hanya menyelamatkan ribuan anak perempuan di Pakistan, tetapi juga menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Malala kemudian menerima Penghargaan Nobel Perdamaian, menjadikannya penerima termuda penghargaan tersebut.

3. Maria Ressa: Jurnalis Melawan Penyalahgunaan Kekuasaan

Maria Ressa, seorang jurnalis Filipina, mendirikan Rappler, sebuah situs berita yang sering mengkritik pemerintah Filipina dan kebijakan-kebijakan kontroversialnya. 

Meskipun menghadapi ancaman hukum dan intimidasi, Ressa terus menyampaikan kebenaran tentang pelanggaran hak asasi manusia dan penyalahgunaan kekuasaan di negaranya. Penghargaan Nobel Perdamaian yang diterimanya pada tahun 2021 merupakan pengakuan atas keberaniannya dalam mempertahankan kebebasan pers dan demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun