Mohon tunggu...
Rully Ardana
Rully Ardana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fisip Uhamka

hukum tabur tuai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Self Healing: Mengintegrasi Diri, Logika dan Hati, Ekspetasi dan Emosi

1 Februari 2021   10:07 Diperbarui: 1 Februari 2021   10:25 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin semua orang pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk hal seperti kecemasan terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya. Perasaan tersebut dapat menimbulkan luka atau bahkan bisa membuat trauma bagi yang merasakan nya.

Menurut ilmu psikologi, self healing masuk kedalam komunikasi intrapersonal yang merupakan keterlibatan internal dari individu dalam proses memaknai dari suatu pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.. 

Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis, seperti persepsi dan kesadaran terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka kita perlu untuk mengenal diri kita sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini didapat melalui proses persepsi. Maka dasarnya letak persepsi dari komunikasi intrapersonal adalah pada individu yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek.

Tujuan dari self healing sendiri adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Ketika proses self healing berhasil, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi kejadian –kejadian seperti kecemasan, keraguan, kegagalan dan trauma yang ada di masa lalu. Kita juga akan memaknai dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini atau ujian ujian yang kita hadapi pasti ada hikmah ( pembelajaran ) di setiap kejadian yang kita alami.

Fenomena atau kejadian yang paling sering terjadi adalah perjalanan cinta seseorang yang ditinggal pasangan nya waktu lagi sayang-sayangnya. Hal ini tidak hanya terjadi hanya sekali atau dua kali saja, sepertinya sudah banyak orang yang menjadi korban nya. Sakit hati, sedih, marah, pasti dirasakan oleh setiap orang yang mengalaminya. Solusi yang paling utama pastilah segera move on dan buka hati untuk seseorang yang lebih pantas untuk diperjuangkan.

Jika suatu kejadian membuat kita mengalami kelelahan emosional sampai menimbulkan keresahan yang mendalam dibiarkan terus berlarut, maka lama-kelamaan hidup pun akan terasa semakin kacau. Jadi, tentu saja kitaa harus mengatasinya dengan tepat dan hanya self healing menurut saya yang paling ampuh untuk mengatasinya. Karena engga ada orang yang bisa bertanggung jawab pada diri kita selain diri kita sendiri.

Yang pertama harus kita lakukan adalah “berdamai dengan keadaan “. Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tak terhindarkan. Setiap orang berhak kesal,kecewa, dan  marah atas hal itu. Sesuatu yang membuaat keadaan erluka sangat dalam tidak akan dengan mudah melupakannya. Mungkin bijaknya kita harus bisa menerima setiap keadaan yang menimpa kita ini sebagai guru kehidupan yang menempa pribadi kita lebih baik lagi.

Lalu menyibukan diri dengan melakukan hal yang kita senangi, setelah peristiwa yang berat kita lalui mungkin lebih banyak mendapatkan waktu luang daripada sebelumnya. Cobalah gunakan waktu tersebut untuk melakukan hal yang kita senangi, seperti membaca buku, menonton film, pergi ke konser musik, berolahraga atau berlibur.

Selanjutnya menerapkan Mindfulness, Mindfulness adalah berpikir dengan kesadaran yang penuh. Dimana kita mengintegrasi logika, hati, emosi dan lingkungan untuk menghubungkan kekacauan yang ada dalam pikiran kita. Memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat. Dengan mencari ketenangan untuk memefokuskan diri dari segala pikiran yang ada.

Dan yang terakhir adalah menjadikan penyesalan sebagai kekuatan, Sebagian orang pernah mengalami hal yang memalukan dalam hidupnya. Sebagian lain juga pernah berbuat kesalahan yang sudah disesalinya. Namun, tidak sedikit pula mereka yang menyesal tak ada habisnya, hingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Gelisah, cemas dan terus memikirkan hal tersebut membuat kekacauan berpikir sampai hati seseorang lelah. 

Wajar jika kita sebagai manusia terkadang bisa menekan perasaan gelisah dan sesal itu. Kita bisa saja mengabaikan pikiran-pikiran yang mengganggu itu dengan menyibukkan diri. Namun, dengan mengabaikan perasaan itu justru akan membuat emosi kita makin lelah. Sebab, perasaan itu bisa muncul kapanpun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun