[caption caption="foto ilustrasi dari SUngai pasar di Bangkok-Thailand"][/caption]Mari kita tdk mlupakan tempat ini, jgn abaikan kbanggaan idntitas kita, ayo bersatu, kehidupn di bumi Ciujung menjadi satu. maka, biarkan aku meraih tanganmu, kita hnyalah bulir2 padi dalam gurun pasir, lahir dari terpaan angin masa, memberikan tanda khusus.Â
maka mari kita berdiri, n lihat di skliling kita skrg, menuju detak jantung Sungai Ciujung. kmanusiaan khilangan wajah'y, mari kita mengerti kemuliaan'y, stiap hari pada setiap org, stiap khidupan trmasuk di Sungai Ciujung
saya sudah lihat hujan, deras menetes di Ciujung
saya meraba air hitam di Ciujung
sya merasakan gatal'y kulitku di Sungai Ciujung
sekarang saya percaya ... pada Sungai Ciujung..
seberapa jauh kita mendatanginya
dan seberapa jauh kita pergi
hujan tak jatuh
pada satu atap sendirian.. (menuju detak jantung Sungai Ciujung)..
Rully Ferdiansyah, Serang, 14 Sptmber 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H