Kalau kaum Emak berkumpul kira-kira apa saja yang menjadi topik bahasan? Tenang, tidak selalu ketika kaum hawa berkumpul akan mengeksiskan "majelis gibah" alias grup rumpi.Â
Berkumpulnya perempuan bisa jadi untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Tidak melulu membicarakan keburukan orang lain, justru untuk bertukar pikiran tentang masalah mereka dengan sesama teman.Â
Bertukar pikiran ini pun tidak selalu harus solutif. Cukup ada pihak yang mendengarkan tanpa menghakimi, sudah cukup. Ada juga perkumpulan ibu-ibu yang bertujuan untuk kegiatan sosial, tidak ada salahnya, bukan?
Memang tidak mudah menemukan atau berkumpul dengan circle yang tepat, yang tidak saling meracuni dengan bahasan-bahasan yang tidak ada kaitannya dengan masalah komunitas itu sendiri.Â
Namun, lebih berabe lagi bila perempuan hanya menyimpan sendiri setiap masalah yang mereka hadapi. Mereka terkungkung dalam masalah domestik yang bila tanpa pemahaman yang benar akan menambah tingkat stres kaum hawa.Â
Nah, jangan kolot, ah! bila melihat ibu-ibu minta jatah me time untuk sekedar berkumpul dengan teman-temannya. Atau bila mereka ada jadwal rutin untuk pengajian, gerakan bakti sosial. Percayalah, mereka bisa menyimpulkan sendiri, berkumpulnya mereka membawa manfaat atau justru menambah beban stres sendiri.
Yang harus diperhatikan benar justru oleh para emak, bahwa mereka sudah ada dalam circle yang tepat atau justru malah pada komunitas toxic. Berkumpul bila ujung-ujungnya hanya membahas keburukan orang lain, ajang pamer, sudah cukup untuk say good by pada komunitas receh semacam itu.Â
Sebaliknya bila komunitas yang membuat emak eksis di dalamnya adalah komunitas yang menambah value sebagai seorang perempuan, baik untuk urusan domestik dengan keluarga atau urusan dengan dunia sosial, jangan ragu untuk terus di dalmnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H