Mohon tunggu...
Rulita ApriliyaAliyanatasya
Rulita ApriliyaAliyanatasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang sedang berjuang dan bertahan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penyebaran Guru Honorer ke Wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)

21 Agustus 2023   20:15 Diperbarui: 22 Agustus 2023   02:49 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENYEBARAN GURU HONORER KE WILAYAH 3T (TERTINGGAL, TERDEPAN, DAN TERLUAR) (SDG 4)

Rulita Apriliya Aliyanatasya

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

 

Salah satu yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi bangsa yang maju,adil, dan makmur. Kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator maju tidaknya suatu negara. Bagi bangsa Indonesia kemajuan pendidikan adalah sebuah kebutuhan prioritas, sehingga pendidikan memiliki posisi sejajar dengan aspek-aspek vital lain dalam pemerintahan.

Guru merupakan aspek penting guna menjamin keberhasilan pendidikan. Hal ini dikarenakan guru terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Guru yang berkualitas akan menciptakan sumber daya manusia yang unggul guna menopang kebutuhan nasional terhadap pemenuhan sumber daya manusia berkualitas. Namun harapan tersebut tidak akan tercapai jika dalam dunia pendidikan masih dapat ditemukan berbagai masalah. Salah satu masalah di dunia pendidikan adalah ketidakadilan dalam dunia kerja bagi guru honorer.

Sejak dahulu tidak jarang kita mendengar tentang betapa sengsaranya seorang guru honorer. Masyarakat ataupun orang tua kita pasti pernah bilang "Jangan jadi guru, susah buat naik pangkatnya. Kalaupun mau naik pangkat jadi PNS pasti harus bayar mahal." "Lihat Bu Nor itu udah mau usia pensiun belum juga diangkat jadi PNS."  "Lihatlah Pak Hurif, dia guru tapi buat kehidupan sehari-harinya masih minta dari orang tua." Seketika itu juga kita menyadari betapa tidak adilnya pemerintah terhadap guru honorer. Dengan gaji yang kecil yang mungkin tidak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya, guru honorer dituntut untuk menangani banyak urusan sekolah. Hanya karena mereka adalah seorang guru honorer, mereka diperlakukan seenaknya oleh kalangan pemerintahan dan kalangan pejabat sekolah.

Terlebih lagi pemerintah menjalankan program Pemerataan Pendidikan Berkelanjutan di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang tentu saja melibatkan seorang guru honorer untuk dikirim ke daerah tersebut. Di daerah atau kota maju saja pemerintah belum bisa menjamin kesejahteraan seorang guru honorer dan sekarang mereka bahkan mengirim guru honorer ke daerah 3T tersebut. 

Di daerah 3T banyak sekali tantangan yang harus dihadapi mulai dari sumber daya manusianya yang masih tertinggal, sarana dan prasarana yang belum lengkap, serta jaringan internet yang tentu saja akan susah. Seorang guru honorer dengan gaji begitu kecil harus melakukan perjuangan sebesar itu merupakan bentuk ketidakadilan.

Dengan dalih mengabdi pada negeri dan rela berkorban, pemerintah menjalankan program tersebut dengan sangat bangga. Namun nyatanya dibalik itu semua ada ketidakadilan dan kesengsaraan bagi seorang guru honorer. Memang benar guru honorer juga berpikir serta menganggap hal tersebut pengabdian dan tidak sedikit pula guru honorer yang menjadikan pikiran tersebut sebagai alasan untuk tetap bertahan. 

Namun, mereka juga tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa mereka juga ingin menjadi orang yang sukses, memiliki banyak uang, bisa memenuhi kehidupan sehari-hari dengan cukup, dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Mereka tersadar jika mereka terus seperti itu mereka tidak akan pernah maju dan akan tetap di bawah. Mereka  akan kembali ke rumah menjadi orang yang gagal, kembali dengan tangan kosong melupakan mimpi-mimpi besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun