Ajaran baru telah tiba. Â Alfaridzi Taftazani umur 4,5 tahun baru mulai sekolah di TK nol kecil. Hari - hari pertama sekolah tata senaaaaang sekali sekolah, bahkan jika waktunya pulang dia selalu menunggu hingga teman - temannya sudah tidak ada.
Sekitar 2 minggu sekolah libur lebaran yang cukup lama. Dan anak - anak mulai masuk kembali tapi apa yang terjadi dengan tata. Bunda.... nanti adek ditunggu ya. Ya kata bundanya. Sesampainya disekolah tata tidak mau lepas dari pegangan sang bunda.
Dengan telaten sang bunda menunggu Tata untuk masuk kelas. Karena terbiasa  ditinggal, sang bunda mencoba keluar tapi apa yang terjadi??? Tatapun keluar kelas dengan alasan minum.  Karena melihat bundanya Tata mengajak Bundanya untuk masuk kelas kembali, dan bundanya mengikutinya maksudnya agar anaknya mau belajar. Dengan ditunggu sang bunda tata enjoy dan tetap mengikuti pelajaran dengan senang.
Keesokan harinya Tata bilang Bunda nanti bunda ikut sekolah ya... Ibunya menjawab" ya nak". Ibunyapun mengantarkan anaknya hingga masuk kedalam kelas. Tapi karena sang Bunda juga bekerja Tatapun ditinggalkan dikelas. Ternyata tata ngambek mencari bundanya, lamaaaaa sekali tata menangis berhenti saat dia sudah melupakan sakit hati dengan ibunya.
Hari berikutnya tata sekolah diantar oleh yangkungnya. Tata tidak mau masuk kelas, bahkan guru kelasnya yang memaksa Tata masuk kelas ditarik - tarik jilbanya oleh tata. Mungkin gurunya tidak sabar sehingga Tata dibiarkan bermain diluar kelas hingga jam pelajaran selesai.
Setiap bangun pagi Tata selalu bilang Adek gak sekolah bun, sekolah itu berisik... Tapi ibunya tetap mengantarkan anaknya sekolah tapi sifat kolokan Tata tetap tidak berubah, dia mau sekolah hanya jika ditunggu ayah bundanya. Tapi itu tidak mungkin dilakukan karena Ayah dan Bunda Tata juga bekerja.
Mungkin ada dari pembaca sekalian yang punya pengalaman seperti saya bagaimana menghadapi anak yang mogok sekolah? Â Mohon komentar dan saran dari pembaca yang budiman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H