Mohon tunggu...
rulanwar 1969
rulanwar 1969 Mohon Tunggu... Guru - Pengawas sekolah di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah

Khaerul anwar, tertrik masalah masalah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Visi Pendidikan Anies, Ganjar, dan Prabowo

6 Oktober 2023   07:15 Diperbarui: 6 Oktober 2023   07:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Najwa di UGM memberikan kesempatan kepada tiga bakal calon presiden untuk bicara gagasan. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto secara urut abjad tampil. Hanya saja  waktu 10 menit untuk memaparkan gagasan besar tentu tidaklah cukup. Tetapi paling tidak dari paparan dan diskusi kita bisa mulai membedah dan mendiskusikan gagasan mereka tentang pendidikan.

Tampil pertama Anies Baswedan mebawa visi besar kesetaraan dan keadilan. Maka visi pendidikan yang baliau tawarkan juga tetap dalam visi besar kesetaraan dan keadilan. Beliau berharap wajib belajar 9 tahun diapat ditingkatkan menjadi 12 tahun dan Perguruan Tinggi terjangkau tidak saja oleh kalangan menengah ke atas tetapi juga oleh kalangan masyarakat tidak mampu. Aggaran negara untuk pendidikan tinggi harus ditingkatkan, agar perguruan tinggi bisa fakus pada pendidikan dan riset.

Ganjar Pranowo, masih tetap mengusung pendidikan tanpa sekat. Pendidikan yang memberikan akses kepada semua masyarakat tanpa kecuali. Masyarakat miskin menjadi prioritas. Apa yang beliau lakukan di Jawa Tengah dengan SMKN Jawa Tengah yang dikhususkan untuk siswa dari keluarga tidak mampu tampaknya ingin beliau lakukan di berbagai provinsi. Beliau memberikan penekanan pada pendidikan vokasi. Menurut beliau salah satu upaya pengentasan kemiskinan adalah melalui pendidikan – khususnya pendidikan vokasi.

Prabowo Subianto, tidak terlalu berbeda jauh dengan visi pendidikan dari dua bakal calon  lain. Wajib belajar sudah semestinya ditingkatkan menjadi 12 tahun agar masarakat miskin dapat menepuh pendidikan minimal ini. Pendidikan tinggi juga harus memberikan akses pada anak – anak dari kalangan masyarakat yang tidak mampu. Beliau mencontohkan Universitas Pertahanan yang ada di bawah Kementrian Pertahanan.

Melihat gagasan ketiga bakal calon presiden  tersebut, tampaknya visi pendidikan mereka tidak jauh berbeda. Wajib belajar  12 tahun tampaknya menjadi isu bagi semua kandidat, demikian pula dengan pemberian aksesibilitas masyarakat yang tidak mampu untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.   Kalau ada sedikit yang berbeda lebih kepada penekanan - penakanan. Anies dan Prabowo lebih sering menyampaikan tentang perguruan tinggi, sedang ganjar lebih banyak pada pendidikan vokasi.

Terkait dengan oeningkatan aksesibiltas keluarga kalangan siswa dari keluarga tidak mampu yang berprestasi sebenarnya sudah cukup bnyak. Piahk swasta juga banyak memberikan kontribusi. Tetapi jumlah peserta didik dari keluarga tidak mampu yang berprestasi tidaklah banyak. Mereka yang dari keluarga tidak mampu dan kurang berprestasi bahkan rentan putus sekolah, kondisi dilapangan barangkali lebih banyak. Inilah yang sesungguhnya perlu mendapat perhatian khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun