YOGYAKARTA -- Dakwah merupakan bagian dari perjuangan umat Islam untuk menjadi umat terbaik yang saling mengajak untuk kebaikan dan mengingatkan dalam keburukan.
Begitu juga yang dirasakan saat silaturahmi dan ngonten podcast Rukun Indonesia special bulan Dzulqadah di Yogyakarta. Selama 4 hari (21-25 Juni 2022) bertemu baik sosok maupun secara kelembagaan.
"Kunjungan kami ingin belajar bagaimana perjuangan dakwah dapat menjadi inspirasi dan informasi untuk masyarakat Indonesia yang ditayangkan di rukun podcast," papar Sigit Akbar, Founder Rukun Indonesia.
Sigit Akbar menjelaskan, hari pertama dimulai dari kunjungan ke Pesantren Jamhariyah, pesantren yang menampung santri tunarungu-tuli yang diasuh oleh Ustadz Randy Abu Balqis.
Berdiri sejak 2019 ini telah menampung puluhan santri dalam satu rumah sebagai pusat kegiatannya. "Kerap kali tunarungu-tuli tidak mendapatkan kesempatan yang sama, baik secara interaksi sosial maupun pendidikan keagamaan. Di sini, santri kita didik untuk bisa beribadah secara totalitas dan mengembangkan bakat untuk di masyarkat," jelas ustadz Randy.
Kunjungan selanjutnya ke Putri Ariani, pemenang Indonesia Got Talent 2014 ini sedang berjuang dakwahnya melalui dunia tarik suara. Ia ingin menunjukkan bahwa tidak ada lagi stigma negatif bagi tunanetra seperti dirinya dan orang lain. Semua orang memiliki kesempatan yang sama dan mampu berkarir dimana dan apa saja.
"Hari kedua, kami mengunjungi Yayasan AMM Yogyakarta, yayasan yang mengurusi penerbitan Iqra yang dibuat langsung oleh almarhum KH. Asad Humam, pembuat modul Iqra yang selama ini dipakai untuk belajar membaca Al-Quran," jelas Sigit Akbar.
Bertemu dengan Erweesbe Maimanati, putri kandung pembuat modu Iqra ini menjabarkan bagaimana perjuangan dakwah KH Asad Humam terkait keprihatinan minimnya literasi baca Al-Quran saat itu hingga warisan ilmu yang dipakai masyarakat kini.
Setelahnya, tim Rukun Indonesia bertemu dengan Yohanes Ignatius, seorang mualaf mantan pendeta di Bayat, pelosok desa di Klaten, Jawa Tengah.