Mohon tunggu...
Rukoyatun Syifaa
Rukoyatun Syifaa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi menulis/ Berbelanja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ahlak Seorang Da'i dalam Menyebarkan Kebaikan

27 Mei 2024   23:59 Diperbarui: 28 Mei 2024   00:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Akhlak merupakan respons spontan terhadap perilaku orang lain. Untuk seorang dai, akhlak adalah respons spontan terhadap mad'u, yang bisa beragam perilakunya. Baik yang menyenangkan, asyik dengan dirinya sendiri, maupun yang menguji kesabaran dai.

Allah menegaskan bahwa seorang dai harus bersikap lembut, apapun kondisi mad'u. "Maka berkat rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sejarah dakwah Nabi menunjukkan bagaimana Allah melembutkan hati Nabi terhadap segala respons mad'u, termasuk saat menghadapi orang kafir Mekah. Nabi memperlakukan mereka dengan lunak, meskipun mereka berusaha memboikotnya secara ekonomi. Sikap lembut Nabi tetap dipertahankan karena mereka dianggap sebagai saudara yang harus dikembalikan kepada kebenaran.

Allah berpesan, "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka" (QS. Ali Imran/3: 159). Dari sini, dua akhlak penting bagi dai adalah lemah lembut dan pemaaf. Allah berjanji, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya dari Allah" (QS. al-Syura/42: 40).

Dai juga harus memintakan ampunan bagi mad'u yang berdosa, sebagaimana disebut dalam "Mohonkanlah ampunan bagi mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Saat berdakwah di Thaif dan diperlakukan zalim, Nabi tetap berharap kebaikan bagi keturunan mereka (HR. Bukhari).

Selanjutnya, seorang dai harus bermusyawarah dengan mad'u, sebagaimana Allah ajarkan, "Dan bermusywarahlah dengan mereka dalam urusan itu" (QS. Ali Imran/3: 159). Seperti saat Perang Uhud, Nabi mengajak sahabat bermusyawarah untuk menghadapi musuh di luar Madinah.

Yang terakhir, seorang dai harus bertawakal setelah memutuskan suatu perkara, sebagaimana Allah berpesan, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah" (QS. Ali Imran/3: 159).

Jadi, akhlak yang harus dimiliki seorang dai berdasarkan QS. Ali Imran ayat 159 adalah lemah lembut, pemaaf, memohonkan ampunan, musyawarah, dan tawakal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun