Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dibutuhkan dalam pengelolaan terhadap potensi yang dimiliki dari ekosistem sekolah. Dengan memahami potensi serta asset yang dimiliki oleh sekolah maka pengelolaan demi kemajuan sekolah kedepannya semakin baik dan trecapai. Berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah dengan mengkomunikasikan apa yang menjadi tujuan dan impian dari seluruh warga sekolah.
Tidak hanya berfokus dalam permasalahan saja melainkan fokus pada asset atau potensi yang dimiliki maka sekolah dapat memaksimalkan apa yang sudah dmiliki, kalau dengan fokus pada permasalahan saja maka sekolah hanya memikirkan tentang solusi dan tidak melihat secara keseluruhan terhadap ekosistem yang dimiliki.
Pengelolaan dan proses pembelajaran murid yang tepat dan berkualitas, yakni dengan pemanfaatan unsur-unsur dari biotik dan abiotik dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh murid. Sekolah memiliki hak adalam mengatur, melaksanakan, mengawasi dan mengelola kegiatan pendidikan sehingga efektivitas proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Sehingga sekolah dapat menerapkan model Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) dengan 7 model / asset utama. Salah satu contoh memanfaatkan masjid,taman sekolah atau perpustakaan dapat memberikan warna baru dalam suasana belajar yang dilalui siswa, karena mereka melakukan proses yang berbeda dari apa yang biasa dilakukan.
Selain itu pemanfaatan laboratorium untuk pembelajaran yang membutuhkan eksperimen, kegiatan tersebut memberikan ruang bagi anak dalam bereksplorasi tentang materi atau pengetahuan yang dimiliki.
Contoh hubungan materi modul ini dengan modul yang lain, keterkaitan antara modul ini dengan modul sebelumnya berada pada guru menghamba pada murid, mendampingi dan mengarahkan kodrat alam yang dimiliki, dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal, serta dalam diri guru memiliki nilai serta peran guru penggerak dalam diri untuk terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid selaras dengan visi sekolah dalam menumbuhkan dan mengembangkan budaya positif dalam lingkungan sekolah.
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran memenuhi kebutuhan murid maka diperlukan pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dengan penerapan pembelajaran sosial emosional. Hal ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan coaching dalam membantu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin maka keputusan yang diambil pemimpin berdasarkan potensi / asset yang dimiliki oleh sekolah. Â Â
Sebelum mempelajari modul 3.2 ini tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya , saya melihat segala sesuatu atau lebih fokus dalam pendekatan berbasis kekurangan. Sehingga lebih sering fokus tentang kekurangan/permasalahan yang dihadapi dan akhirnya berkutat pada proses pencarian solusi, dan hal ini tentu menimbulkan efek negatif seperti pesimis, perasaan takut akan gagal.
Namun setelah mempelajari modul 3.2 ini sudut pandang saya mulai berubah karena sebagai seorang pemimpin kita tidak boleh pesimis dengan melihat dari sudut pandang kekurangan saja. Melainkan seorang pemimpin harus mengedepankan pola pikir berbasis kekuatan/asset, sehingga hal tersebut membuat kita sebagai seorang pemimpin akan berpikir positif dengan memanfaatkan potensi/sumber daya yang ada disekeliling untuk dijadikan kekuatan. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H