Peran pendidik sebagai coach di sekolah membantu rekan sejawat dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dengan solusi yang ditemukan oleh coachee, pendidik bertugas membantu rekan sejawat untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dialami atau dihadapi oleh coachee dengan menerapkan alur percakapan 'TIRTA' terdapat paradigma berpikir coaching serta memegang prinsip coaching dimana pendidik membangun kesetaraan, dengan mengedepankan tujuan rekan yang pendidik kembangkan, mengembangkan proses kreatif sehingga memicu proses berpikir coachee dan memaksimalkan potensi yang dimiliki coachee sehingga coache dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pemenuhan kebutuhan murid dalam belajar dengan memetakan kesiapan belajar, minat, serta profil belajar murid  dimana didalamnya terdapat pembelajaran sosial emosional yang berpihak pada murid dapat berjalan dengan baik.Â
Pembelajaran sosial emosional sangat penting bagi murid, karena berisikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh murid, bagaimana murid mengelola emosi yang dimiliki sehingga mereka dapat sukses bertahan hidup dengan segala permasalahan yang dhadapi. Dengan pengelolaan sosial emosional maka keseimbangan pada diri murid dalam mengembangkan kebutuhan individua tau personal berjalan dengan baik. Â
Keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran sangat erat. Ketika seorang memiliki keterampilan dalam coaching maka dia dapat dikatakan sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi yang di coaching untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Dalam proses coaching murid diberikan kebebasan dengan tuntunan dan arahan guru sebagai coach, agar murid mampu memaksimalkan kekuatan kodrat yang dimiliki secara terarah dalam mencapai kemerdekaanya dalam belajar atau hidupnya.Â
Keterampilan coaching diawali dengan paradigma berpikir coaching, yaitu ;
- Fokus pada coachee
- Bersikap terbuka dan ingin tahu
- Memiliki kesadaran diri yang kuat
- Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Adapun 3 prinsip coaching, yakni :
- Kemitraan
- Proses kreatif
- Memaksimalkan potensi
Serta ketermpilan yang perlu dimiliki seorang coach, yakni :
- Kehadiran penuh / presence
- Mendengarkan aktif
- Mengajukan pertanyaan berbobot
Penerapan coaching pada modul 2.3 ini sangat bermanfaat dalam membantu murid-murid serta rekan sejawat dalam memaksimalkan kekuatan / potensi yang dimiliki. Coaching untuk supervisi akademik membuat proses supervisi menjadi lebih nyaman dan menyenangkan karena proses supervisi dari kepala sekolah selama ini mendapatkan reaksi yang menegangkan, dan membuat orang yang disupervisi gugup karena menurut guru yang disupervisi, mereka dinilai tentang kemampuan yang dimiliki, bukan tetang bagaimana mengeluarkan potensi dan mengajarkan seseorang untuk mengelola sosial emosional dengan baik. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H