Mohon tunggu...
Rukayah Saja
Rukayah Saja Mohon Tunggu... -

MPA 2014 kelompok 19

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pendidikan Masakini | Essay MPA 2014

22 Agustus 2014   05:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata pendidikan sudah tidak asing lagi ditelinga kita, bahkan sudah mendarah daging pada masing-masing individu. Akan tetapi, permasalahan-permasalahan yang bersangkutan dengan pendidikan semakin marak terjadi diseluruh daerah dan kota di Indonesia. Padahal dengan pendidikanlah Negara yang masih berkembang akan terbantu untuk maju, sumber daya manusia dapat semakin meningkat untuk mengelola sumber daya alam yang yang berlimpah ruah di alam, serta dengan pendidikanlah seorang individu akan terangkat derajatnya. Jika kita melihat, menengok, dan mengingat-ingat bahwa Indonesia memiliki tujuan nasional “mencerdaskan kehidupan bangsa”yang tertera dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, pemerintah menggalakan berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, mulai dari wajib belajar 9 tahun hingga sekolah gratis. Tapi bagaimana para generasi dan para pendidik dalam proses serta memperaktekannya dalam kehidupan sehari-hari? Jika proses
belajar mengajar baik dan para generasi sadar akan betapa pentingnya mereka untuk bangsa, maka praktek dalam kehidupan sehari-hari pun akan berjalan dengan baik. Juga sebaliknya apabila para generasi tidak sadar akan pentingnya mereka untuk masa depan bangsa, maka pendidikan Negara akan dianggap gagal.
Indonesia sangat membutuhkan peran generasi-generasi masa kini untuk menghadapi tingginya tingkat arus globalisasi yang dapat membawa generasi selanjutnya kea rah yang lebih maju. Arus globalisasi yang masuk ke Negara Indonesia lambat laun sudah mempengaruhi para generasi masa kini, seperti teknologi yang semakin canggih, makanan cepat saji atau fastfood, hingga budaya-budaya luar yang telah menggeser budaya-budaya asli Indonesia. Hal ini sangat memprihatinkan apabila para generasi tidak bias menghadapi atau menyeimbangkan dengan hal-hal penting seperti pendidikan. Sudah banyak contoh akibat dari para siswa yang terbawa oleh arus globalisasi, seperti waktu belajar mereka yang terpakai untuk internetan, membolos sekolah hanya untuk bermain dan berbelanja ke supermarket atau mall, dan moral para siswa sudah mulai terhamburkan. Melihat seperti ini, para generasi tidak dapat membantu Indonesia untuk lebih maju.
Pendidikan masa kini sangat berkaitan dengan aturan-aturan sekolah yang membuat para siswa putus sekolah. Memang aturan sangat penting bagi suatu lembaga demi tercapainya generasi-generasi penerus bangsa yang disiplin. Akan tetapi,  jika aturan yang diadakan pada tiap lembaga dapat membuat Drop out para siswanya, maka hal ini akan mengakibatkan bertambahnya jumlah siswa yang putus sekolah. Telah ditemukan di beberapa sekolah yang menegakkan aturan sehingga para siswanya di drop out, salah satunya yaitu sekolah yang mengadakan aturan poin jika para siswanya melanggar, misalnya ada siswa yang terlambat, bolos tanpa adanya surat izin, tidak mengikuti pelajaran, menggunakan handphone ketika belajar dan lain sebagainya maka akan dikenakan poin. Jika poin itu sudah mencapai poin yang sudah ditetapkan oleh sekolah, maka siswa yang melanggar akan terancam sekolahnya bahkan akan lagsung di drop out. Apabila hal ini terjadi disetiap sekolah, maka para siswa yang
di drop out akan tercap buruk di masyarakat dan sangat minim untuk melanjutkan sekolah lagi, juga akan mengakibatkan menurunnya pendidikan di Indonesia.
Selain itu, pendidikan juga tidak lepas dari peran orangtua. Sebelum masuk ke lembaga pendidikan, seorang siswa pasti mendapatkan pendidikan dari para orangtua mereka, mulai sejak lahir hingga mereka tumbuh dewasa. Akan tetapi, peran oang tua tidak selalu berjalan mulus karena ada saja orangtua yang gagal mendidik anaknya karena beberapa factor, misalnya karena kesibukan orangtua akan pekerjaan menyebabkan anak-anak mereka tidak terkontrol sehingga rusaklah pendidikan maupun moralnya. Tapi bukan berarti orangtua yang tidak sibuk dapat mendidik anaknya dengan baik, kadang akan membuat kenakalan-kenakalan yang melebihi anak yang kurang didikan orangtua. ini desebabkan karena kurangnya pengetahuan orangtua dalam mendidik anak.
Pendidikan Indonesia saat ini sangat mengalami penurunan, dikarenakan berbagai masalah yang harus dihadapi para generasi penerus bangsa. Solusinya kembali lagi pada diri masing-masing generasi untuk sadar akan perannya dalam memajukan bangsa. meskipun arus globalisasi yang semakin maju, aturan-aturan yang ditegakkan oleh sekolah yang memang tidak sesuai dengan kondisi an situasi, hingga peran orangtua dalam mendidik anak, jika kita sadar maka semua itu akan dihadapi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun